Wartawan geosurvey.co.id Endrapta Pramudhiaz melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Perwakilan Rantai Pasokan Pembangunan Daerah dan UKM Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Ali Alkatiri menegaskan permasalahan teknis menjadi salah satu kendala operasional UMKM di Indonesia.
Menurut Ali, Indonesia menghadapi tantangan dalam pengelolaannya sebagai negara maritim dan diperlukan kerja sama antar berbagai pihak untuk mengatasi tantangan tersebut.
“Kita tahu sebagai negara kepulauan, mengelola logistik bukanlah perkara mudah, sangat memerlukan kerja sama dari banyak pelaku usaha kita,” kata Ali saat menjadi pembicara pada J&T Connect Preneur Summit di Swissotel PIK Avenue, Jakarta Utara, Selasa (3/ 12/2024).
Ali mengungkapkan biaya logistik di Indonesia turun dari 23,15 persen menjadi 14,5 persen pada tahun 2020.
Meskipun terdapat beberapa perbaikan, tantangan penilaian masih menjadi kendala utama yang dihadapi UKM.
Namun jika memang berdampak pada perekonomian negara kita, khususnya UKM, mungkin kita harus berdiskusi khusus untuk mengusut situasi ini, kata Ali.
“Tapi yang jelas pengendalian dan pengelolaan persediaan masih menjadi tantangan besar bagi UMKM kita,” ujarnya.
Ali menjelaskan, dengan permasalahan big data, digitalisasi, dan sumber daya manusia (SDM), semakin banyak permasalahan terkait penghambat perkembangan UMKM.
“Masalah khusus ini telah menjadi masalah besar sekarang,” katanya.
Ia juga menekankan perlunya kerja sama dan kolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada saat ini.
Kolaborasi dan kerja sama dapat memberikan solusi yang inovatif, efisien, andal, dan berkelanjutan.
“Penting adanya kerjasama antara pemerintah dengan partner khusus seperti J&T Express untuk mendukung pembangunan yang baik,” kata Ali.
Ia menekankan pentingnya legislator untuk terus menghimpun pendapat para pengusaha yang bermain di lapangan.
Dengan cara ini, kebijakan bisa lebih tepat sasaran.
“Banyak hal yang perlu dipadukan agar kebijakan yang kita terapkan selaras, berdasarkan permasalahan, kemudian dicari solusi yang berkelanjutan,” kata Ali.
FYI, J&T Connect Preneur Summit merupakan konferensi kewirausahaan pertama dan terbanyak yang diselenggarakan oleh J&T Express.
Acara yang melengkapi rangkaian program pemberdayaan UMKM J&T Connect Preneur ini merupakan salah satu contoh gerakan #SoCan yang diusung J&T Express untuk mendorong setiap orang agar berusaha melampaui batas kemampuannya.
Pertemuan J&T Connect Entrepreneur Summit yang diikuti 500 UMKM tanah air, 14 pembicara dan pakar dari kalangan pemerintahan ini terbagi dalam 5 pertemuan panel dan 3 sesi pelatihan.
Beberapa topik yang dibahas adalah praktik bisnis sosial, tantangan usaha kecil dan menengah dalam sepuluh tahun terakhir, pembiayaan dan membangun usaha dengan standar keberlanjutan.
Temu bisnis ini juga didukung oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Usaha Kecil Kecil dan Menengah (UMKM), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Komunikasi dan Digital.
Selain kaya akan topik diskusi terkait praktik bisnis, J&T Connect Preneur Summit memberikan kesempatan kepada peserta untuk memperluas jaringan dan hadirnya ruang pameran mitra terkait serta kebutuhan UMKM.