geosurvey.co.id, JAKARTA – Meski belum keluar hasil resminya, namun pada pukul 02.30 waktu setempat, Donald Trump, lulusan Wharton tahun 1968, menyampaikan pidato kemenangannya.
Donald Trump telah mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden AS, meski penghitungan suara masih berlangsung.
Partai Republik menyatakan kemenangan, meskipun beberapa negara bagian dengan arah politik yang tidak jelas masih menghitung suara.
Berbicara kepada para pendukungnya di Palm Beach, Florida, Trump – yang sebelumnya menghadiri pesta menonton bersama Elon Musk – berseru: “Ini adalah gerakan politik terbesar sepanjang masa dan sekarang akan mencapai tingkat kepentingan baru saat kita mengizinkan lahan untuk pulih. .”
Ia juga mengaku meraih suara nasional dengan selisih 12 persen, meski belum ada prediksi resmi mengenai headline pemenang suara terbanyak.
Trump menegaskan bahwa Partai Republik mengendalikan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat AS, meskipun kendali atas Dewan Perwakilan Rakyat masih belum pasti.
Pada saat berita ini dimuat, Trump diperkirakan akan memenangkan suara terbanyak dengan selisih 12 persen.
Jika kemenangannya terkonfirmasi, Trump akan menjadi presiden kedua dalam sejarah AS yang menjabat dua periode tidak berturut-turut setelah Grover Cleveland.
Kontroversi dan Klaim Penipuan
Saat merayakan kemenangannya, Trump mengulangi tuduhan penipuan pemilih yang tidak berdasar, khususnya di Philadelphia.
Dia mengatakan di platform sosialnya, Truth Social, banyak pembicaraan tentang penipuan besar-besaran.
Gugatan tersebut ditolak oleh pejabat setempat, termasuk Jaksa Wilayah Philadelphia Larry Krasner.
Selama kampanye, Trump menekankan imigrasi, ekonomi, dan integritas pemilu.
Ia berjanji akan melaksanakan rencana deportasi massal dan menaikkan tarif barang impor, terutama dari Tiongkok.
Namun, beberapa komentar diskriminatif yang muncul dalam salah satu rapat umum di Madison Square Garden menuai kritik dari komunitas Latinx di Penn.
Pennsylvania sebagai kunci kemenangan
Kemenangan Trump di Pennsylvania merupakan hal yang signifikan, mengingat negara bagian tersebut sebelumnya merupakan kunci kemenangan Trump pada tahun 2016 dan kemenangan Joe Biden pada tahun 2020.
Meskipun Harris memenangkan 81,6 persen suara elektoral di Kampus Penn, jumlah pemilih di komunitas ini menurun dibandingkan pemilu sebelumnya.
Dengan kemenangan ini, Trump berpotensi mengakhiri empat tahun kepemimpinan Partai Demokrat di Gedung Putih.
Sementara itu, perhatian kini beralih pada bagaimana kendali di Dewan Perwakilan Rakyat akan dijalankan, serta dampak pemilu kali ini terhadap politik AS di masa depan.