Laporan khusus Koresponden Tribun News.com Abdi Rayanda Shakti
geosurvey.co.id, BOGOR – Ruko berpintu roller berwarna hijau di pinggir Jalan Raya Narogong RT 2 RW 4, Desa Daeuh, Kecamatan Silengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi saksi bisu seorang polisi yang dibunuh a jantung Ibu kandungnya pada Senin (2/12/2024) dini hari.
Di toko itu, Harlina Sianiper (61) dibunuh oleh putranya, Epda Nixon Pangaribuan alias Ukok (45), anggota Polres Metro Bekasi, dengan menggunakan tabung gas 3kg.
Saya tidak tahu apa yang dia pikirkan saat itu. Epada Nixon, yang bermata hitam, tega membunuh seseorang yang memukul kepalanya dengan botol gas sebanyak tiga kali.
Tribun News mendatangi ruko yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pada Selasa (12-03-2024) sore.
Di sebelah pintu gulung toko, terlihat sebuah rumah dengan jalan kecil yang dihubungkan dengan gerbang besi dalam posisi tertutup yang sepertinya tidak diketahui saat itu.
Terlihat juga sebuah pintu di jalan kecil yang memberikan akses ke sebuah toko yang menempel di tempat tinggal korban.
Namun dari pantauan Tribun, hingga siang tadi, tidak ada garis polisi di depan toko yang menjadi saksi bisu peristiwa pembunuhan tersebut.
Dalam pantauan, Tribun News sempat menemui keluarga korban yang baru pulang dari pemakaman jenazah Harlina di TPU Sipenjo, Silengsi, Bogor, Jawa Barat.
Tribun pun mendapat kesempatan masuk ke dalam rumah melalui lorong kecil.
Dari pintu samping, terdapat bentuk L di sisi kiri rumah, diapit oleh pintu menuju ruko. Ada garis polisi di seberang pintu yang baru saja dia masuki.
Ronnie Saud Pangaribuan (75), kakak ipar korban, juga mengatakan, jenazah Harlina dibawa pulang pihak keluarga pada Senin (12/2/2024) dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Usai menguburkan jenazah, keluarga berkumpul di rumah duka.
Rony mengatakan, peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Minggu (1/12/2024) lalu, pukul 21.30 WIB. yang terjadi, hanya Epada Nixon dan ibunya yang ada di toko tempat mereka tinggal.
Sementara dua adik Apda Nixon, Benny dan Mario yang masih tinggal satu atap, saat itu tidak ada di rumah.
Selain itu, adik perempuannya, Renee, sudah tinggal bersama suaminya di Bandung, Jawa Barat setelah menikah.
Terakhir, seorang saksi yang hendak berbelanja di toko korban melihat perkelahian antara Epda Nixon dan Harlina.
Korban didorong hingga terjatuh hingga botol gas mengenai kepalanya.
Saat itu Epda Nixon Hermina lari ke RS Silengsi. Di sana ia menghentikan mobil pikap berisi bensin di tengah jalan.
Ia kemudian mengamuk di sebuah kafe pada Senin (2/12/2024) sekitar pukul 01.00 WIB hingga akhirnya ditangkap.
Bersamaan dengan itu, ibu korban kekejaman Apda Nixon dilarikan ke rumah sakit. Namun sayang nyawanya tidak bisa diselamatkan. Ronnie Saud Pangaribuan (75), paman Epda Nixon Pangaribuan (45), yang membunuh ibu kandungnya, Harlina Sianiper (61) dengan tabung gas 3 kg, setelah mengalami gangguan jiwa sejak 3 tahun lalu, saat mereka bertemu di sini. Rumah Duka, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/3/2024). (geosurvey.co.id/Ibriza Fasti Ifhami)
Ronnie pun mengungkapkan, apa yang dilakukan keponakannya itu bukanlah kemauannya. Melainkan penyakit yang kerap kambuh kembali setelah dinyatakan positif mengidap gangguan jiwa.
“Nixon dinyatakan kemarin, beberapa bulan lalu dinyatakan positif gangguan jiwa,” kata Ronnie saat ditemui di depan toko tempat terjadinya pembunuhan.
Epada Nixon diberitahu oleh adik laki-lakinya untuk tidak minum obat secara teratur selama masa perawatan dan rehabilitasinya. Jadi penyakitnya sering kambuh lagi.
Ronnie mengatakan Epada Nixon pernah mengalami kemarahan yang tidak terkendali sekitar dua minggu lalu dan memukul ubin dan meja di rumahnya.
Gangguan jiwa yang diderita Aipda Nikson baru menyerangnya hingga saat ini.
Keluarga juga mengetahui bahwa terdakwa menderita penyakit tersebut selama tiga tahun terakhir.
Bahkan, seingat Roni, keponakannya itu juga sempat mendapat perawatan selama beberapa bulan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Soeharto Hirjan atau biasa disebut RSJ Grogol, Jakarta Barat.
Setelah itu, kondisi Epada Nixon seharusnya membaik hingga diperbolehkan pulang.
Namun, ia kembali dirawat di RS Polri Kramat Jati karena penyakitnya kambuh lagi. Namun Ronnie belum mengetahui secara pasti apa penyebab gangguan jiwa yang bisa menyerang Aipda Nikson tersebut.
“Sudah tiga tahun. Tiga tahun lalu. Direhabilitasi, dibawa ke Grogol, RS Jiwa Grogol. Dan dokter ke dokter itu (RS Pol Kramat Jati), kemarin menjelaskan bahwa RS Polri di Nixon menelepon “I. Grogol dirawat di rumah sakit jiwa, katanya.
Selain meminum obat yang terbengkalai, Ronnie mengungkapkan, Aipda Nikson sebenarnya harus menjalani konseling dan perawatan di rumah sakit pada 20 November 2024.
Namun hal itu tidak dilakukan hingga akhirnya perilakunya tak terbendung. Istri dan anak memilih mengungsi dari kampung halamannya Petugas Polsek Tampang Apda Nixon Pangaribuan di Polres Jakarta yang menemukan ibu kandungnya di toko korban di Desa Rawjamun, Desa Dayuh, Kecamatan Silengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah membunuh Helena Cianper . (dokter.)
Ronnie mengungkapkan, gangguan jiwa ini juga menimpa keluarga muda Epada Nixon.
Istri dan anaknya yang masih berusia tujuh tahun akhirnya memutuskan untuk meninggalkannya dan kembali ke kampung halamannya di Siam, Jawa Barat.
Selain itu, Ronnie menyebut adiknya yang merupakan ayah Epada Nixon juga meninggal dunia enam bulan lalu akibat serangan jantung.
Pihak keluarga menduga kematian sang ayah juga karena beban memikirkan penyakit yang diderita Epada Nixon.
Bahkan, Ronnie mengaku Epada Nixon merupakan anak yang paling ia sayangi dari ketiga saudaranya yang lain.
“Iya (ayahnya meninggal karena serangan) hatinya juga memikirkan anak ini,” ujarnya.