TribuneNews.com, Jakarta – Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (FSP-RTMM-SPSI) Sudarto berharap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bisa lebih memperhatikan masyarakat tembakau. .
Sudarto berharap pemerintahan baru mulai bekerja dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan.
“Kami sangat berharap pemerintahan baru bisa mengakomodir semua pihak yang berkepentingan agar kebijakan dan aturannya bisa win/win (menyesuaikan diri dengan semua pihak), bukan mematikan, tapi memberikan solusi,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (29//) di Jakarta. 10).
Ia merujuk pada usulan Menteri Kesehatan mengenai peraturan keamanan produk tembakau dan rokok elektronik (RPMK-tembakau) yang tiba-tiba disahkan.
Menjelang berakhirnya masa pemerintahan sebelumnya, Kementerian Kesehatan justru terburu-buru menyusun peraturan tersebut dan tidak melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pekerja, yang berpotensi merugikan industri jika peraturan tersebut diterapkan.
RPMK Tembakau mendapat tentangan dari industri dan buruh, termasuk ketentuan standarisasi kemasan yang menjadikan semua produk tembakau menjadi umum.
Aturan ini berpotensi meningkatkan peredaran rokok ilegal yang berdampak domino pada proses produksi dan pekerja yang terlibat.
Sebanyak 6 juta orang yang mata pencahariannya bergantung pada industri ini kemungkinan besar akan kehilangan pekerjaan, dan pabrik, seperti industri lainnya, berisiko ditutup jika pemerintah tidak segera memberikan perhatian terhadap hal tersebut.
Kalau tidak ada perdebatan yang lebih luas, (khususnya) perdebatan RPMK belum selesai. Saat kami melakukan protes pada 10 Oktober, disepakati secara tertulis bahwa kami diajak, diberi ruang, pandangan kita didengarkan dan pendapat kita dipertimbangkan, tapi kita tetap dijanjikan bisa bertemu, ujarnya.
Menurut dia, proses pembuatan peraturan yang berlangsung selama ini belum banyak melibatkan pemangku kepentingan terkait. Tanpa komitmen ini, peraturan yang dihasilkan dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan bagi pihak-pihak yang tidak terlibat dan tidak memenuhi unsur keadilan.
Seperti diketahui, Presiden terpilih Prabowo Subianto periode 2025-2029 resmi dilantik pada Minggu (20/10/2024) lalu. Dengan dimulainya masa kepemimpinannya, 58 menteri baru juga dilantik untuk memimpin pemerintahan. Kendati demikian, beberapa jabatan menteri diisi dengan nama yang sama, termasuk Menteri Kesehatan yang berada di bawah Budi Gunadi Sadikin.
Saat memimpin rapat kabinet paripurna pertama di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (23/10), Prabowo mengatakan perlindungan masyarakat adalah hal yang paling penting sehingga seluruh menteri dan lembaga pemerintah lainnya harus bisa melakukan hal serupa. akan terjadi
“Kita harus memimpin dengan memberi contoh, fokus kita adalah mengembangkan kesejahteraan finansial masyarakat dari dalam. “Saya sekarang sampaikan kepada para menteri, mari kita berani, jangan ragu untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyat kita,” kata Prabowo.