Laporan reporter geosurvey.co.id Fahdi Fahlevi
geosurvey.co.id, JAKARTA – Rektor Universitas Budi Luhur, Profesor Dr. Agus Setyo Budi mengingatkan pentingnya membangun hubungan harmonis antar umat beragama.
Silaturahmi lintas agama, kata Agus, dapat memberikan wadah bagi umat yang berbeda agama untuk berinteraksi.
Hal tersebut disampaikan Agus pada acara Dialog Lintas Agama bertajuk “Membangun Norma Global—Melihat Moderasi Beragama” yang diselenggarakan oleh UBL.
“Di tengah kemerosotan nilai-nilai moral di masyarakat, saya berharap melalui diskusi ini, para mahasiswa muda yang hadir di sini dapat mendengar langsung bagaimana mereka berbicara dan berdiskusi,” kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Jumat 11/1/2024. .
Menurut Agus, ruang diskusi harus tetap terbuka untuk menghindari konflik di masyarakat.
Semua kalangan, menurut Agus, harus memahami perbedaan pendapat di antara mereka.
“Iya, hasil diskusi ini kalau tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tidak akan ada manfaatnya. Kebenaran mendasarnya adalah bahwa ada konflik di sana-sini di mana memang terdapat perbedaan pendapat sekecil apa pun. akan menimbulkan kekerasan di mana pun,” kata Agus.
Agus mengatakan, santri berperan dalam menekankan nilai kebaikan agama di masyarakat.
“Tidak apa-apa kecuali kita tidak mendengar perbedaan pendapat, ya kalau adik-adik ingin tahu bagaimana kita harus bersikap dalam menyikapi perbedaan pendapat,” kata Angus.
Sementara itu, Ketua Dewan Manajemen Pendidikan Budi Luhur Cakti One Krisnata mengatakan, ada tiga poin penting di Indonesia untuk menyatukan segala perbedaan.
Pertama, pada abad ke 7 dinasti Sanjaya memberikan izin untuk membangun Candi Prambanan, ini sebagai titik pemahaman keberagaman. Kedua, Bhinneka Tunggal Ika merupakan salah satu pilar kebangsaan kita dan mengakui keberagaman. Ketiga, Sumpah Pemuda, itulah janji pemuda. Merupakan kumpulan pemuda-pemuda yang sama-sama berbakti pada satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa,” tuturnya.
Ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himahi) Brigita Tomigalung meminta generasi muda mengembangkan moderasi beragama.
“Setiap generasi baru dalam pembangunan Indonesia memegang peranan penting saat ini dengan adanya keunggulan demografi untuk mengenalkan pola pikir menghadapi perbedaan etnis, kita bisa menyebarkan ide-ide moderasi beragama dan ketaqwaan bersama,” kata Brigitta.
Acara tersebut menghadirkan Keynote Speaker, Sekretaris KW Pastor Agustinus Wibowo Heri, Presiden Leadership Center PP MBI Henry Gunawan Chandra, Trainer Koordinasi Lintas Agama dan Martin Lukito Sinaga.
Selain itu, penanggung jawab seminar tersebut adalah Profesor FAH UIN Prof. Dr. Oman Fathurahman, Sekretaris Pendidikan dan Humaniora Ketut Budiawan, Direktur Lafadz Nusantara Iskandar Deni, Dosen Universitas Boyolali Wahyuning Chumaeson dan President Matakin Education Ws. Gunadi Prabuki.