Laporkan laporan Dennis Percaravan
Trilunnews.com, Jakargan – Yakargan – Kalimat – Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (Selios) Garis bawah (MBG) tidak kosong dengan memasukkan produk makanan.
Menurut hasil Celios, 59 persen responden menolak makanan impor dan menekankan pentingnya menggunakan produk lokal. 85 persen bahan gizi gratis berasal dari produk lokal dan mesmos.
Menurut Direktur Eksekutif Selaos Bhima, program tersebut harus membela petani, petani setempat, dengan penjual yang berdekatan.
“Input pemuliaan lokal MBG memasuki impor impor,” Bhima di Jakarta, Senin (12/30/2024).
Pemrosesan Bhima tidak dapat menjelajah stabilitas kecepatan rupee rupee. Seperti yang diketahui memiliki RP. 71 triliun untuk program nutrisi pada tahun 2025.
Celios menjelaskan direktur figur media Wahaudi Ascar, dan 46 persen dari asosiasi menekankan tujuan distribusi efisiensi. Pada saat yang sama, empat dari sepuluh responden khawatir tentang bahaya korupsi.
Penelitian tentang Rp 8,5 triliun dalam 205 triliun akan terus bekerja dengan MBG dengan skema pusat yang diusulkan saat ini.
Termasuk efektivitas efisiensi anggaran, bahaya anggaran, terutama yang panjang, dapat melemahkan program ini.
“79 persen orang telah menolak untuk menolak opsi pembiayaan oleh utang asing, pemerintah mendorong untuk menemukan solusi keuangan yang stabil,” tambahnya.
56 persen responden direkomendasikan dalam MBG, dan MBG dimulai pada awalnya untuk mengurangi risiko uang.
Peneliti Celios Bahrul Fichri dinilai miskin karena uang dari program MBG uang rusak. Risiko korupsi ditemukan dalam skema divisi dengan birokrasi panjang.
Pandangan entri untuk korupsi dan layanan bisa sangat bagus, tingkat korupsi bisa menjadi hebat. Selain itu, saya menunggu manajemen dana dan menunggu informasi.
“Akhirnya, alih-alih darah MBG oleh unit baru yang terpusat, itu harus didistribusikan langsung ke sekolah,” kata Bahrul.