geosurvey.co.id – Pemerintah China mengusir CEO Volkswagen (VW) Jerman Jochen Sengpiehl dari China setelah dinyatakan positif menggunakan ganja.
Jochen Sengpihel ditahan selama lebih dari 10 hari setelah pihak berwenang Tiongkok menemukan jejak ganja dan kokain dalam darahnya setelah dia meninggalkan liburan di Thailand.
Jochen Sengpiehl bekerja sebagai Direktur Pemasaran Volkswagen China dan Direktur Strategi VW. Dia sekarang diasingkan dari negara itu.
Pemerintah Tiongkok melakukan pemeriksaan bea cukai di bandara setelah Sengpihel kembali dari liburan baru-baru ini di Koh Samui, Thailand.
Hal ini terjadi dua pekan lalu saat Sengpihel kembali dari liburan di Beijing, tempat bermarkasnya Volkswagen Group China.
Dia menjalani tes narkoba secara teratur, dan hasilnya menunjukkan tanda-tanda ganja dalam sistem tubuhnya, suatu zat yang dilarang keras berdasarkan hukum Tiongkok, bahkan untuk digunakan di luar negeri.
Setelah hasil tes tersebut, pihak berwenang Tiongkok dilaporkan menahan Tsengpihel untuk diinterogasi dan menahannya selama lebih dari 10 hari.
Penyakit Sengpihel terus memburuk. Media Jerman mengatakan Volkswagen Group China dan kedutaan Jerman sedang berupaya untuk menjamin pembebasannya.
Namun dia dikatakan telah diusir dari negaranya berdasarkan perintah tegas dari Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk tidak kembali.
Tiongkok menerapkan kebijakan narkoba yang ketat di seluruh negeri dan menjatuhkan hukuman penjara 15 hari kepada pengguna narkoba asing.
Undang-undang ini diberlakukan oleh pemerintah Tiongkok pada Jochen Tsengpihel.
Sumber kepolisian mengatakan laporan polisi dari pemerintah Beijing mengonfirmasi bahwa Sengpihel positif menggunakan kokain, bukan hanya ganja.
Laporan di Tiongkok mengatakan, informasi dari polisi Thailand membuat Beijing memerintahkan tes narkoba terhadap para eksekutif VW.
Ganja legal di Thailand, tapi kokain tidak legal.
Ganja juga akan dilegalkan di Jerman pada tahun 2023 dan ilegal di Thailand mulai tahun 2022. Namun, zat ini telah dinyatakan haram untuk digunakan di Tiongkok dengan alasan apa pun.
“Harap dipahami bahwa kami tidak dapat mengomentari masalah ini karena alasan terkait peraturan ketenagakerjaan dan perlindungan data,” kata juru bicara VW yang tidak mau disebutkan namanya.
Sengpiehl, yang dikenal karena keterampilan pemasarannya dan penciptaan merek VW “Das Auto”, adalah tokoh kunci dalam upaya perusahaan untuk menavigasi pasar mobil Tiongkok yang semakin kompetitif. Merek tersebut menaruh harapan besar terhadap kinerja VW, terutama di tengah tekanan dari pemain lokal seperti BYD, yang diperkirakan akan menyalip VW sebagai pemimpin pasar di Tiongkok pada tahun 2023.
Insiden tersebut tidak hanya menghancurkan karier Jochen Sengpihel tetapi juga menyoroti kemunduran lain bagi VW di Tiongkok.
VW punya ekspektasi tinggi terhadap Sengpihl. Ia dikenal sebagai veteran industri otomotif global, sudah lama bekerja sama dengan merek besar seperti Nissan, DaimlerChrysler, dan Hyundai.
Pengalaman pemasarannya menjadikannya bagian integral dari strategi listrik VW di pasar Cina.
Sumber: Kata Mobil