geosurvey.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG mengungkap penyebab cuaca panas yang melanda Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Menurut BMKG, wilayah selatan khatulistiwa termasuk Pulau Jawa masih mengalami cuaca panas pada siang hari karena masih dalam masa peralihan.
BMKG menyebutkan, keadaan tersebut merupakan salah satu ciri masa peralihan, hujan sebagian besar turun pada siang hingga sore hari, dan didahului udara panas dan panas pada pagi hingga siang hari.
Cuaca panas tercatat dalam data pengamatan, suhu mencapai 37,5 derajat Celcius di beberapa tempat, mulai dari Jawa hingga Nusa Tenggara.
Berdasarkan analisa terkini, kondisi panas diperkirakan masih akan berlanjut pada siang hari pada minggu depan, disusul kemungkinan hujan pada siang hingga sore hari, khususnya di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, kata dia. BMKG.
“Ini pertanda masa peralihan musim hujan di wilayah tersebut,” lanjutnya.
Berdasarkan analisis terkini, kemungkinan akan turun hujan pada sore hingga malam hari khususnya di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Curah hujan biasanya tidak merata dan singkat.
Inilah salah satu ciri peralihan musim hujan sebelum memasuki musim hujan.
“Awal musim hujan di wilayah ini berbeda-beda, namun secara umum awal musim hujan diperkirakan terjadi pada akhir bulan ketiga Oktober hingga awal November dan puncak musim hujan terjadi pada akhir bulan ketiga Oktober hingga awal November. Januari. Februari 2025,” ujar BMKG. Prakiraan Curah Hujan November 2024
Berdasarkan postingan resmi media sosial @bmkgjateng, Prakiraan Curah Hujan wilayah Jawa Tengah pada bulan November 2024 termasuk dalam kategori Sedang-Tinggi dengan curah hujan antara 201 – 500 mm.
Curah hujan antara 201-500 mm kecuali Kota Tegal dan Pekalongan; sebagian besar Kabupaten Rembang; bagian dari kota Starijk dan Klaten; wilayah utara kabupaten. Tegal dan Jepara; wilayah selatan kabupaten. Wonogiri; sebagian kecil Brebes dan Pemalang hujan 151-200 mm.
Sebaliknya beberapa Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga dan Wonosobo; di wilayah selatan kabupaten. Cilacap, Pemalang dan Pekalongan; di wilayah utara kabupaten. Kebumen dan Purworejo; di wilayah barat kabupaten. Magelang masuk kategori ekstrim > 500 mm.
Untuk informasi lebih lanjut tentang prakiraan hujan, klik di sini.
(geosurvey.co.id/Latifah)(Pos-Kupang.com/Adiana Ahmad)