Sebagai menu alternatif pengganti susu dalam menu makan gratis bergizi, berapa kandungan kalsium daun kelor?
Laporan wartawan geosurvey.co.id, Rina Ayo
geosurvey.co.id, JAKARTA – Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) akan segera mulai melaksanakan Program Makan Gratis (MBG).
Persiapan terus dilakukan, termasuk petunjuk menu makanan yang akan disajikan.
Salah satunya dengan menyiapkan menu alternatif pengganti susu, yaitu telur untuk protein dan daun kelor untuk suplai kalsium.
Menu alternatif ini dirancang khusus untuk daerah yang sulit memperoleh pasokan susu sapi.
“(Menu susu) cukup diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan kelor. Kalau jauh dari susu dan logistiknya sulit, tidak perlu dipaksakan. Bisa telur, bisa kelor. ” jelas mereka. Kepala BGN Dadan Hindayana usai menghadiri rapat koordinasi CPP 2025 di Jakarta, Senin (23/12/2024).
Lalu berapa kandungan kalsium yang terkandung dalam daun kelor?
Dikutip dari laman BRIN, tanaman dengan nama latin Moringa oleifera Lam ini memiliki kandungan kalsium yang tinggi.
Bahkan, susu sapi dikenal sebagai sumber kalsium utama bagi manusia,” ujar peneliti Pusat Penelitian Hortikultura dan Perkebunan Ridwan. .
Dari beberapa literatur, dokter lulusan IPB ini menemukan susu sapi rata-rata mengandung 143 mg/100 gram kalsium, sedangkan kandungan kalsium pada daun kelor kering bisa mencapai 17 kali lipat.
Ridwan pun menganalisis dan membandingkan kandungan kalsium daun kelor dari beberapa daerah di Indonesia.
Hasilnya hingga 21 kali lebih tinggi dan mencapai 3000mg/100gr.
Maka tidak heran jika NTT mewajibkan masyarakat mengonsumsi kelor, khususnya bagi ibu hamil dan menyusui, ujarnya.
Apalagi, kata dia, tanaman ini juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, sekitar 25-34 persen, setara dengan kandungan protein kacang tanah.
Kandungan vitamin dan mineral pada kelor juga terbukti memberikan kecukupan nutrisi harian yang dibutuhkan tubuh.
Tak heran jika dalam beberapa tahun terakhir tanaman yang diberi nama pohon ajaib oleh Organisasi Kesehatan Dunia ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai makanan, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku obat-obatan bahkan kosmetik.
Kelor juga mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antibakteri, antioksidan, antijamur, antiinflamasi, antikanker, antiobesitas, dan antikolesterol, kata Ridwan.