Laporan khusus reporter geosurvey.co.id Abdi Ryanda Shakti
geosurvey.co.id, TANGERANG – Pecahan kaca, besi, dan jok truk bekas masih berserakan di pinggir jalan Jalan Raya Salembara, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Tangerang, Jumat (8/11/2024) sekitar pukul 16.30 WIB .
Pasca kecelakaan yang mengakibatkan seorang perempuan berinisial SD(20) dan seorang anak berinisial ANP(9) terluka, sisa-sisa 19 penumpang kendaraan darat yang mengamuk masih berserakan di tengah padatnya lalu lintas.
Rasdi (33 tahun) yang berada di toko pakaian dekat lokasi kejadian pun menjelaskan awal mula dan detik-detik kecelakaan yang terjadi pada Kamis (7/11/2024) pagi.
Saat itu, Rushdi dan rekannya berniat meraup untung dengan membuka toko sendiri.
Di dekatnya, Rushdi mengaku mendengar seorang perempuan berteriak agar truk sampah yang dikendarai pria berinisial DWA (21) berhenti.
Bukan tanpa alasan wanita itu berteriak.
Ternyata anak laki-laki yang ditungganginya sudah berada di bawah selokan saat mereka jatuh.
“Jadi ibu-ibu ini berteriak, ‘Berhenti, berhenti, berhenti!’
Saya berkata, “Ada apa?” “Saat saya lihat ke sana, saya tidak tahu bayinya sudah ada di bawah truk,” kata Rushdi saat ditemui Tribun di lokasi kejadian.
Kegaduhan langsung terjadi setelah SD mengetahui anak yang ditumpanginya sudah berada di bawah truk saat kecelakaan terjadi.
Keributan tersebut langsung menarik perhatian banyak warga hingga akhirnya mereka tiba.
Apalagi saat itu masih sekitar pukul 07.30 WIB lalu lintas padat.
Lalu lintas di sekitar tempat itu juga tidak membuat jalan menjadi sepi. Kemacetan lalu lintas sudah menjadi pemandangan sehari-hari warga di sini.
Warga lainnya, Ade (57), yang saat itu juga mendengar teriakan SD, keluar dari warung sambil membawa belut dan belut.
Ia kaget melihat anak itu sudah berada di dekat ban truk yang agak besar itu.
Ade mengaku bersyukur saat melihat kondisi sang anak, yakni tertidur namun dengan mata terbuka. Artinya anak tersebut masih hidup. Namun selang beberapa waktu ia kaget melihat kaki ANP yang berdarah.
Alhamdulillah saya selamat, hanya dari sini (lutut) sampai sini (kaki), terlihat tulangnya, katanya.
Saat melihat ANP terluka dalam kecelakaan itu, dia patah hati. Dia langsung teringat akan cucunya, karena bisa dibilang usianya sama.
Namun inisiatif membantu akhirnya dihentikan oleh warga lain yang meminta polisi menunggu.
“Kemarin saya lihat ibunya teriak-teriak, menangis, menangis,” jelas Ade.
Karena banyaknya orang saat itu, lalu lintas di sekitar tempat itu menjadi tidak terkendali.
Pasalnya, kecelakaan seperti itu sering terjadi. Bahkan, Ade menyebut banyak korban jiwa akibat kelalaian pengemudi truk darat. . 08/11/2024): (T (geosurvey.co.id/Abdi Ryanda Shakti)
Kemarahan warga tak berhenti ketika truk sampah berikutnya datang.
Memang para tipper ingin ke Pantai Indah Kapuk (PIK) Distrik 2.
Truk yang berhenti juga menjadi sasaran warga yang marah. Truk yang parkir kurang lebih 700 meter dari lokasi kejadian dirusak warga yang marah. Bahkan, ada truk dan pos jaga yang ikut dibakar warga.
“Yang terbakar, yang ada di dalam, seharusnya di sini juga dibakar, tapi banyak yang dilarang karena takut tidak menabrak gedung,” ujarnya.
Kerusuhan tersebut berlangsung lama. Warga merusak truk hingga magrib.
Bahkan, banyak juga warga yang menjarah bagian-bagian truk, seperti terlihat dalam beberapa video yang viral di media sosial. Beberapa terlihat membawa pintu truk dan barang lainnya.
“(Kerusuhan) itu berlangsung sampai malam, sampai jam 9 malam, (warga) masih istirahat. Itu kata teman saya yang tidur di sini (di toko) jam 12. Tentu saja ( truk) dibawa pergi oleh polisi,” ujarnya.
Tribunnews pun mengetahui lokasi truk sampah yang membuat geram warga. Truk tersebut diketahui dievakuasi tak jauh dari lokasi kejadian, dalam perjalanan menuju kawasan yang melewati lubang tanah.
Ada puluhan truk yang bagian belakangnya berlumpur. Kepala traktor juga terlihat dimutilasi dan dirusak akibat kerusakan yang dilakukan warga.
Hanya sedikit warga yang melihat kondisi traktor tersebut dan mencatatnya di ponselnya. Anak laki-laki itu senang
Kapolres Metro Tangerang, Kompol Zane Dwi Nugroho membantah kabar korban meninggal dunia setelah ditabrak truk tanah yang dikemudikan DWA.
Pasalnya, ANP kini diketahui telah menjalani operasi kaki di RSUD Kabupaten Tangerang dan dalam keadaan sehat.
Zain juga mengatakan, kondisi kaki ANP saat ini sudah bagus.
Jadi saya pastikan korban selamat dan operasi sudah selesai dan alhamdulillah kakinya masih utuh, ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (8/11/2024), seperti dikutip TribunTangerang.com:
Jadi yang selamat bisa saya pastikan, yang selamat adalah Zane yang berusia 9 tahun. Sopir yang membawa sabu itu viral di media sosial. Video warga yang merusak sejumlah truk pengangkut tanah di Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (7/11/2024) (screenshot Instagram)
Ditemukan tes narkotika pada sopir truk DWA (21) yang menabrak kaki ANP dan meremukkannya.
Hal itu dibenarkan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Jati Wiyoto Abad yang mengambil hasil tes urine DWA usai penangkapan.
“Sudah kubilang padamu untuk melakukan urinalisis. Ternyata urinnya juga positif mengandung amfetamin, kata Jati dalam rekaman audio yang diperoleh, Jumat (8/11/2024), dilansir Kompas.com.
Polres Metro Tangerang pun menetapkan DWA sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Baca Juga: Polisi Putuskan Jam Kerja Truk Proyek PIK 2 Teluknaga Tangerang yang Sering Makan Korban
“Sopirnya sudah kami tetapkan sebagai tersangka,” kata Jati. Sering ditampilkan karena pelanggaran jam kerja
Kecelakaan truk yang sering terjadi disebabkan oleh pelanggaran. Penduduk setempat menyebut para pengemudi ini “keras kepala” dalam hal jam kerja.
Faktanya, pada tahun 2022 Dalam Peraturan Bupati Tangerang No. 12 (Perbup) tentang Tahun Kedua 2018 Perbupo no. Perubahan 46 tentang pembatasan waktu operasional truk di wilayah Kabupaten Tangerang menjelaskan jam operasional truk.
Jam kerja truk dibatasi mulai pukul 22:00 hingga 05:00. Truk ini juga mengangkut tanah, pasir, dan batu. Kendaraan yang dibatasi adalah Kelas III, IV dan V.
Rasdi (33), salah satu penjual toko pakaian, mengaku mengeluhkan pelanggaran jam kerja.
Menurut dia, warga sudah beberapa kali melakukan aksi unjuk rasa atau unjuk rasa menentang polisi dan aparat terkait masalah tersebut.
Namun tuntutan warga tersebut ibarat angin lewat yang tak digubris sama sekali. Terbukti masih banyak kendaraan darat yang beroperasi di luar jam kerja.
“Iya (warga) khawatir karena sebelumnya, kemarin mereka demo hanya sehari, kendaraannya (truk) sudah berjalan sejak dini hari,” lanjut Rasdi.
Jalan yang lebarnya hanya sekitar 5 meter dan hanya mampu menampung dua mobil ini selalu ramai. Selain itu, kendaraan besar juga merusak aspal. Forkopimda membentuk tim pemeliharaan
Terkait hal tersebut, Forkopimda Provinsi Tangerang juga melakukan pertemuan mediasi guna membahas permasalahan yang dikeluhkan warga setempat.
Kapolres Metro Tangerang Kompol Zane Dwi Nugroho mengatakan, usulan tersebut berujung pada rencana pengawasan jam operasional kendaraan berat.
“Kami akan membentuk tim gabungan dan unit gabungan untuk memantau dan memperketat kontrol terhadap jam kerja truk-truk tambang tersebut,” kata Zain kepada wartawan.
Disepakati pula kendaraan darat tersebut tidak melewati Jalan Salembaran hingga tiga hari ke depan hingga permasalahan yang terjadi kemarin teratasi.
Ketiga, ke depan akan adanya peningkatan aturan jam kerja alat berat yang sebelumnya hanya berupa Peraturan Bupati, kemudian menjadi Peraturan Daerah (Perda) yang digagas DPRD Kabupaten Tangerang.
“Iya nanti kita lihat situasinya, kalau situasi memungkinkan kita buka, tapi kalau sesuai jam kerja, dari pukul 22.00 sampai 05.00, begitulah,” ujarnya.