geosurvey.co.id, JAKARTA – Dalam debat terakhir Pilgub di Jakarta, calon gubernur Wilayah 2 Dharma Pongrekun menyinggung kemungkinan penggunaan senjata biologis atau bioweapon untuk menciptakan pandemi Covid-19. Ia meyakini bencana ini merupakan agenda asing.
Tak hanya itu, ia juga meyakini bencana berikutnya sudah direncanakan akan terulang kembali. Terkait hal tersebut, ahli epidemiologi Griffith University Australia Dr. Dicky Budiman B.Med MScPH PhD memberikan jawabannya.
Menurutnya, klaim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan amandemen Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) terkait senjata biologis adalah salah.
Informasi bahwa WHO telah mengubah IHR untuk mengizinkan penggunaan senjata biologis (biological weapon) adalah tidak benar dan salah. Atau, teori konspirasi yang tidak berdasar, kata Dicky dalam keterangannya, Selasa (19/11/2024). . .
Dicky juga menjelaskan, WHO merupakan organisasi internasional yang bertugas melindungi kesehatan masyarakat global, termasuk mencegah penyalahgunaan patogen. Saat ini, IHR sedang diubah.
Namun IHR bertujuan untuk memperkuat kerangka internasional dalam menghadapi ancaman kesehatan global. Termasuk deteksi dini, pelaporan dan respons terhadap wabah.
“WHO sama sekali tidak mendukung atau terlibat dalam pengembangan senjata biologis. Sebaliknya, WHO mendukung Konvensi Senjata Biologi yang melarang penggunaan patogen untuk keperluan militer,” kata Dicky.
Selain itu, Dicky menjelaskan pentingnya peningkatan pengetahuan kesehatan di masyarakat. Pengetahuan yang kuat dapat melindungi dari misinformasi di masyarakat.
Misinformasi atau disinformasi dapat menimbulkan kebingungan dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kesehatan dunia.
“Sebagai masyarakat, kita harus melakukan kritik dengan hanya mempercayai sumber berita yang kredibel dan terverifikasi,” tutupnya.