geosurvey.co.id – Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru terpilih, Donald Trump, diberitakan bahwa kaum transgender dilarang bertugas di militer AS.
“Rencana tersebut mengharuskan Donald Trump untuk menandatangani perintah eksekutif segera setelah dia menjabat untuk memberhentikan karyawan saat ini dan melarang orang-orang tersebut melamar di masa depan,” lapor The Times, Senin (25/11/2024), mengutip AS. pegas pelindung.
Sekitar 15.000 anggota aktif militer AS adalah transgender.
Mereka akan diberhentikan karena alasan kesehatan dan dianggap tidak layak bertugas.
Namun, tidak jelas apakah mereka harus menjalani tes khusus untuk menentukan status trans mereka.
“RUU tersebut juga akan mencegah kaum transgender untuk bergabung dengan militer dan diberlakukan pada saat hampir semua cabang militer AS gagal memenuhi tujuan perekrutan,” kata surat itu kepada Times. Donald Trump melarang kaum transgender untuk bertugas di militer AS
Pada masa jabatan pertamanya, Donald Trump melarang kaum gay untuk bergabung dengan militer, namun mengizinkan mereka yang masih bertugas untuk terus bekerja.
Pada tahun 2018, Donald Trump mengatakan dia berkonsultasi dengan pakar militer dan menyimpulkan bahwa transgender tidak boleh bertugas di militer dalam keadaan apa pun.
Donald Trump mengatakan bahwa mengizinkan kaum transgender masuk militer akan menimbulkan lebih banyak biaya medis karena mereka memerlukan terapi penggantian hormon yang mahal.
Larangan tersebut dicabut oleh Presiden AS Joe Biden pada tahun 2021.
Beberapa sumber menyebutkan larangan tersebut akan berdampak pada rekrutmen militer Amerika yang mulai berkurang.
“Pemecatan mendadak lebih dari 15.000 orang, terutama sejak target Angkatan Darat AS untuk berjumlah sedikitnya 41.000 orang pada tahun lalu, telah meningkatkan tekanan terhadap pemerintah di zona perang, melemahkan kesatuan unit dan meningkatkan pembagian keterampilan tempur,” kata Rachel. Branaman, ketua Asosiasi Militer Modern. Amerika, untuk The Times.
Menurutnya, dampak pemecatan ribuan tentara akan berlangsung sekitar 20 tahun dan biaya penggantiannya mencapai miliaran.
Selain itu, juga dapat menimbulkan masalah pada militer AS.
Juru bicara Donald Trump menolak mengomentari laporan tersebut.
(geosurvey.co.id/Yunita Rahmayanti)