geosurvey.co.id – Indonesia dikenal memiliki banyak tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan dan dibudidayakan untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan di masyarakat.
Mengingat potensi besar tersebut, seluruh elemen mempunyai peranan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu atau jamu. Salah satunya adalah ilmiahisasi obat herbal berbasis penelitian dan pelayanan kesehatan.
Untuk mendukung hal tersebut, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Munkul Tbk menyelenggarakan seminar nasional “Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Mendukung Indonesia Sehat” bersama Tolak Engin Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret melalui produk unggulannya. . Pergerakan”, Rabu (18/09/2024).
Workshop nasional yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret – Surakarta ini diikuti oleh 250 peserta yang berasal dari kalangan medis, apoteker dan tenaga kesehatan dengan mode hybrid (online dan offline via Zoom) dan merupakan acara yang ke-51. Dibuat oleh Sido Munkul sejak 2018. 2007.
Dengan terselenggaranya seminar ini, Direktur Sido Munkul Erwan Hidayat berharap ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang di bidang pengobatan herbal.
Menurut Irwan, acara ini menjadi kesempatan bagi akademisi dan industri untuk saling berkolaborasi sehingga impian jamu menjadi obat herbal bagi negara tuan rumah akan terwujud.
“Di Fakultas Kedokteran kami mengajarkan tanaman-tanaman tersebut (jamu) dan kegunaannya. Irwan berkata, “Baiklah, tugas saya di pabrik Sido Munkul atau perusahaan lain untuk membuat produk obat jadi yang terstandarisasi.”
Dijelaskannya juga, terdapat standar uji toksisitas produk obat, program terstandar, dan cara produksi memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik).
Melalui layanan ini, Irwan berharap dapat berbagi informasi tidak hanya dari sisi industri tetapi juga dari sisi akademis.
“Sebenarnya kami tidak sekedar memberikan apa yang kami ketahui, kami juga mendapatkan informasi dari akademisi, kalangan akademis, yang sangat bermanfaat bagi Sido Munkul,” jelasnya.
Kerjasama antara pendidikan dan industri
Selain seminar nasional, dilakukan pula penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat antara Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan Sido Munkul.
Ditandatangani oleh Erwan Hidayat, Direktur Sido Munkul dan Profesor Erwan Hidayat, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Dr. Raviono, Dr., S.P.P(K) kepada Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Internasionalisasi dan Informasi, Prof. Irvan Trinugroho, S.E., M.Si., Ph.D.
Terkait kerjasama ini, Dekan Fakultas Kedokteran UNS Solo, Profesor Dr. Raviono menjelaskan, Fakultas Kedokteran memberikan materi terkait farmakologi, namun sebagai pelaku industri, Sido Munkul memberikan informasi tambahan kepada mahasiswa.
“Perlu ada kecocokan antara dunia akademis dan dunia industri, tidak hanya produknya saja, tapi juga seberapa bermanfaat kegiatannya bagi mahasiswa setelah lulus,” ujarnya.
Senada dengan itu, Wakil Rektor UNS Solo Bidang Perencanaan dan Informasi Kerja Sama Internasional, Prof Erwan Trinugroho juga mengatakan, ke depan kerjasama yang sudah terjalin akan diperluas ke fakultas lain yang relevan, seperti kurikulum farmasi di Fakultas Matematika. Juga Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Pertanian.
“Kami tidak hanya menandatanganinya, tetapi juga pendidikan, penelitian, dan sebagainya. Kami berharap hal itu dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan bersama yang bermanfaat bagi kedua belah pihak, baik di lapangan,” ujarnya.
Kerjasama workshop dan penandatanganan kerjasama ini juga diapresiasi oleh Dr. Ratih Pushpita Fabrinsaari, peserta workshop sekaligus dosen farmakologi Fakultas Kedokteran UNS Solo.
Nota kesepahaman ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama. Sebab ketika akademisi sering melakukan penelitian, penelitiannya hanya dirangkum dalam laporan atau dipublikasikan. Apa langkah selanjutnya setelah itu? Namun dengan adanya MoU ini diharapkan dapat terjalin kerjasama lebih lanjut terkait pengembangan produk, kata Ratih.
Sebagai informasi, katakanlah ada enam pembicara yang mengikuti karya seminar republik ini, yang dibagi menjadi dua sesi.
Sesi pertama dihadiri oleh Deputi BPOM RI Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetika, Dr. Reri Indriani, Apartemen, M.Si. Dita Noviati Sugandi Argadireja, S.S.I., Apt., M.M., Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kementerian Kesehatan RI mengangkat topik kebijakan pengendalian obat tradisional dalam mendukung program Indonesia Sehat. Erwan Hidayat, Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Munkul Tbk yang konsen dengan kebijakan pengobatan tradisional di bidang kesehatan, mengusung industri jamu dengan tema Good Manufacturing Practices (GMP).
Pada sesi kedua, Dr.Dr. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Dr. Neni Susilaningsih, M.Sc. Tentang Uji Coba Manfaat Absen Angin, Dr. Apt., Peneliti Fakultas Farmasi Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta. Ipang Junarco, S.S.I., M.Si. Uji toksisitas subkronik Tolak Angin dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr. Setyo Sri Raharjo, M. Kasus. Hal ini mengangkat isu mengenai potensi obat herbal dalam sistem kesehatan nasional.