geosurvey.co.id, JAKARTA – Orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu, mengumpulkan minyak goreng bekas (UCO) atau minyak jelantah (BBN) untuk bahan bakar nabati dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Hal ini dilakukan setelah TPIA menjalin kemitraan dengan Biofront untuk berinvestasi dalam perolehan dan pengumpulan bahan baku biofuel.
Langkah strategis ini akan dilaksanakan melalui unit pengumpul minyak goreng yaitu. TUKR, digunakan oleh Biofront di Indonesia.
Ibu Suryandi, Director, Human Resources and Corporate Affairs, Chandra Asri Group, mengatakan kolaborasi ini sejalan dengan strategi Chandra Asri Group untuk melakukan diversifikasi melalui inisiatif bisnis ramah lingkungan.
“Komitmen ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong inisiatif energi terbarukan dan meningkatkan kedaulatan energi,” kata Suryandi, seperti dikutip Kontan, Selasa (29/10/2024).
TUKR adalah perusahaan terkenal yang mengumpulkan minyak goreng bekas dari produksi pangan berkelanjutan di restoran, hotel, pusat perbelanjaan dan banyak lagi.
Minyak ini kemudian dikirim ke biorefinery untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan termasuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).
Suryandi menjelaskan investasi ini sangat penting bagi pertumbuhan strategis Chandra Azri Group di sektor bahan bakar ramah lingkungan, khususnya melalui produksi biofuel dan bio-oil.
Dengan berinvestasi pada aset dan teknologi bahan bakar berkelanjutan, Chandra Azri Group bertujuan untuk menjadi pemimpin dalam praktik berkelanjutan di industri dan di kawasan Asia Tenggara.
Chandra Azri memandang bahan baku berbasis hayati seperti Bio-Naphtha sangat penting untuk memfasilitasi transisi industri menuju praktik yang lebih ramah lingkungan. Minyak bumi terbarukan yang diproduksi oleh UCO memberikan solusi praktis bagi industri yang ingin mengurangi jejak karbon mereka.
Selain itu, inisiatif ini memainkan peran penting dalam mendorong ekonomi sirkular dengan mengoptimalkan efisiensi sumber daya.
“Kami tertarik untuk menjajaki kolaborasi masa depan di sektor ekonomi sirkular lainnya, seperti ban bekas dan daur ulang sampah plastik,” jelasnya.
Fahad Farooq, CEO Biofront Commodities, mengatakan kemitraan ini menggarisbawahi hubungan penting antara bahan baku dan biorefineries di sektor bahan bakar ramah lingkungan, di mana akses dan keamanan bahan baku sangatlah penting.
Menurutnya, dukungan Chandra Azri Group di sektor kimia dan logistik memberikan keunggulan bagi Biofront dalam mengumpulkan, menyimpan, dan mendistribusikan bahan baku. Kolaborasi ini memungkinkan Biofront untuk secara langsung memasok bahan baku penting untuk manufaktur berbasis bio ke Chandra Azri Group.
“Kami berkomitmen untuk mengembangkan aliran limbah dan material alternatif bersama Chandra Azri Group Indonesia, termasuk pengumpulan ban bekas dan sampah plastik, serta produksi minyak pirolisis, yang bertujuan untuk lebih mengurangi emisi karbon melalui pemanfaatan limbah lokal secara ekstensif. Namun tidak, namun digunakan secara optimal, imbuhnya.
UCO, yang dikenal sebagai bahan baku generasi kedua untuk kilang biofuel, sangat penting untuk produksi solar terbarukan (RD) dan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF). Dengan meningkatnya permintaan global untuk RD dan SAF karena mandat peraturan yang semakin ketat, kebutuhan akan bahan baku yang andal menjadi semakin penting. Daur ulang ban bekas dan limbah plastik dimulai dengan pengumpulan bahan-bahan tersebut, diikuti dengan pirolisis, suatu proses yang memanaskan bahan-bahan tersebut dalam reaktor bebas oksigen, mengubahnya menjadi produk berharga seperti minyak pirolisis, karbon hitam, dan gas sintetis.
Minyak pirolisis dapat disuling menjadi produk dengan permintaan tinggi seperti biofuel, minyak bumi dan plastik yang dapat didaur ulang, serta biokimia untuk aplikasi industri.
Minyak pirolisis juga dapat diproses bersama di kilang minyak/kerupuk minyak bumi untuk menggantikan bahan baku fosil konvensional dan memenuhi permintaan pasar akan energi dan bahan baku berkelanjutan. (Dina Mirayanti Hutauruk/Kontan)
Artikel Uang ini terbit dengan judul Chandra Azri genjot investasi pengadaan bahan baku biofuel.