geosurvey.co.id – Euro-Med Human Rights Monitor, sebuah organisasi pemantau hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa, mengatakan tentara Israel menggunakan robot pelacak bom untuk menangkap warga sipil di Gaza utara.
Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh Euro-Med, robot-robot jebakan yang berisi bahan peledak dikatakan digunakan oleh Israel untuk pembantaian, pembunuhan yang disengaja, kelaparan paksa, dan pengungsian yang meluas di Gaza utara.
Pendapat Euro-Med didasarkan pada saksi mata yang melihat Israel menggunakan perangkap robot di utara Gaza.
Menurut para saksi, tentara Israel menembak jatuh robot ini dari jarak jauh dan menyebabkan kerusakan serius pada rumah dan bangunan di sekitarnya, “Palestinian Chronicle” juga melaporkan.
Robot perangkap ini juga mengganggu pekerjaan pertahanan sipil dan kru darurat dalam merawat korban.
Senjata robot penyergap adalah ilegal menurut hukum internasional.
Pasalnya, robot jebakan dianggap tidak mampu mengarahkan senjatanya.
Dengan demikian, seseorang dapat menyerang secara sembarangan.
Jika Israel menggunakan perangkap robot di pemukiman, hal itu bisa dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Ledakan robot penangkap di lingkungan Al-Qassabi
Salah satu saksi mengatakan Israel menggunakan tawanan robot ini pada 9 Oktober 2024 untuk menghancurkan daerah dekat lingkungan Al-Qassabi, di selatan kamp Jabalia di Jalur Gaza Utara.
Saksi mengatakan, ledakan tersebut disebabkan oleh jebakan robot, berbeda dengan ledakan bom lainnya.
Suara ledakan robot penyitaan semakin nyaring.
“Terjadi ledakan yang sangat besar. Ledakan terbesar yang pernah saya dengar. Sekarang kita bisa membedakan berbagai ledakan untuk menentukan apakah itu berasal dari artileri, pesawat terbang, atau dari tempat lain,” kata saksi tersebut. Ini diambil dari situs Euro Med.
Ledakan perangkap robot tersebut mengakibatkan 6-7 rumah langsung roboh. 2 Robot yang ditangkap 2 diledakkan di area kamp Jabalia
Menurut saksi lainnya, IDF melancarkan 2 kali penyergapan robot di 2 lokasi berbeda di kamp Jabaliya pada waktu berbeda.
2 lokasi tersebut adalah lingkungan Tawam dan Zahra, sebelah barat kamp Jabaliya sebelah kawasan Pertahanan Sipil dan sebelah barat kamp Jabaliya, sekitar unjuk rasa Bir al-Najada Abu Ali Mustafa.
Ledakan ini menjebak puluhan orang di rumahnya.
“Ada ledakan besar di area di mana kami terjebak di dekat lingkaran Ash-Sharafi dan kami tidak dapat mengidentifikasinya.”
Saat ini, lebih dari lima puluh orang terjebak di dalam rumah, tiga di antaranya luka-luka, namun tidak bisa dibawa ke rumah sakit, tambahnya.
Pada Mei 2024, militer Israel mulai menggunakan drone untuk menghancurkan Gaza utara.
Kamp Jabaliya pertama kali menjadi sasaran serangan IDF yang menggunakan robot tak berawak.
Ledakan perangkap robot ini menyebabkan banyak korban jiwa warga sipil dan hancurnya rumah-rumah.
Sekadar informasi, pasukan Israel sedang menduduki Gaza Utara.
Selama sepekan terakhir, 200 warga Gaza utara tewas akibat serangan Israel.
Sepuluh ribu keluarga dikurung di dalam kamp Jabaliya.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) mengatakan sekitar 400.000 orang terjebak di wilayah utara.
(geosurvey.co.id/Farrah Putri)
Kapal lain di Euro-Med dan Gaza utara