geosurvey.co.id – Berikut peristiwa astrologi yang akan terjadi pada Desember 2022.
Dikutip dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), setidaknya ada dua objek astronomi pada Desember 2022 yang bisa disaksikan dari Indonesia.
Peristiwa cuaca ini bertentangan dengan Mars dan hujan meteor Geminid.
Lantas apa penjelasan pertentangan Mars dan hujan meteor Geminid?
Oposisi Mars (8 Desember 2022)
Menurut laporan LAPAN, yang dilakukan oposisi Mars adalah merencanakan ketika Matahari-Bumi-Mars berada dalam harmoni langsung.
Mars berada di sisi berlawanan dari Matahari sehingga disebut ‘oposisi’.
Peneliti BRIN Space Research Center Andi Pangerang menjelaskan, dengan konfigurasi tersebut, Mars akan berada lebih dekat dengan Bumi.
Jadi Mars akan tampak lebih terang dibandingkan malam-malam lainnya, meski tidak sebesar dan seterang Bulan Purnama, kata Andi Pangerang, ahli astrofisika di Mars Observatory. (DELAPAN)
Pasalnya, seluruh permukaan Mars yang menghadap Bumi terpapar sinar matahari.
Peristiwa ini rata-rata terjadi setiap 25,6 bulan sekali (2,13 tahun).
Oposisi Mars terakhir terjadi pada 27 Juli 2018 dan 23 Agustus 2020, ujarnya.
Oposisi Mars 2022 akan terjadi pada 8 Desember pukul 12:35 WIB/13:35 WITA/14:35 WIB.
Mars akan terlihat di Indonesia dari arah timur laut menjelang matahari terbenam.
Setelah itu, Mars berakhir di utara dan naik antara 54,3 derajat di Rote Ndao hingga 70,9 derajat di Kota Sabang.
“Visibilitas Mars berakhir keesokan paginya di barat laut saat matahari terbit.”
“Pada oposisi ini, jarak Mars ke Bumi adalah 82,2 juta kilometer, dengan kecerahan -1,87 atau lebih terang 1,5 dibandingkan (bintang) Sirius,” jelas Andi.
Oposisi Mars kali ini juga bertepatan dengan peristiwa Bulan Purnama Desember yang mencapai puncaknya pada 8 Desember pukul 11.08 WIT/12.08 WITA/13.08 WIT.
Fenomena ini dapat diverifikasi tanpa menggunakan peralatan optik asalkan cuaca cerah, tidak ada hambatan pada bidang pandang, dan tidak ada polusi cahaya pada bidang pandang.
Oposisi terhadap Mars akan kembali menyerang pada 16 Januari 2025 dan 19 Februari 2027.
“Secara umum, masyarakat di Bumi tidak akan terpengaruh jika hal ini terjadi,” kata Andi.
Hujan Meteor Geminids (14-15 Desember 2022) Udara malam saat hujan meteor Geminids ditunggu-tunggu oleh banyak pecinta astronomi di Restoran Joel Bongalow, Kuala Cut, Lampuuk, Banda Aceh, Kamis (14/12/2017) pukul 03.00. (SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR)
Sementara itu, selain fenomena Oposisi Mars, fenomena hujan meteor Geminid juga akan terjadi pada akhir tahun 2022.
Berdasarkan laporan LAPAN, puncak hujan meteor Geminid diperkirakan terjadi pada 14 dan 15 Desember 2022.
Hujan meteor Geminid berasal dari sisa-sisa debu asteroid 3200 Phathon.
Hujan meteor Geminid dapat disaksikan dari arah timur laut pada pukul 20.30 WIB hingga barat laut 25 menit sebelum matahari terbit.
Dengan jumlah meteor maksimum 120 meteor/jam, bobotnya bervariasi di wilayah Sabang dan Pulau Rota.
Berdasarkan perbedaan ketinggian maksimum titik terang, ukuran puncak hujan meteor Geminid dibagi menjadi:
Sabang (63 derajat): 107 meteor per jam
Pulau Rote (46 derajat): 86 meteor/jam
Meski di bawah sinar bulan, puncak hujan meteor Geminid tetap bisa dilihat dengan mata telanjang asalkan langit cerah, bebas polusi cahaya, dan tidak ada penghalang di bidang pandang.
(geosurvey.co.id/Gilang Putranto)