Diberitakan geosurvey.co.id, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.CO, JAKARTA – Mama Joe menjadi satu-satunya film yang masuk nominasi Documentary Awards 2023.
Disutradarai oleh sineas asal Bogor, Inu Rahmawati, film ini bercerita tentang perjuangan seorang ibu dari seorang putri berkebutuhan khusus bernama Jo yang mengidap penyakit Cerebral Palsy.
Walaupun filmnya belum dirilis, namun film Mom Jo telah berkeliling dunia menemui penonton di berbagai tempat di dunia mulai dari Jepang, Rusia, Serbia dan akan ditayangkan pada festival film berikutnya yang akan diadakan di sana pada bulan November. Yunani.
Akhir Oktober lalu, sutradara Inu Rahmavati mengunjungi Serbia untuk memutar Mama Joe di festival film yang mengangkat isu disabilitas, Bossifest 2024.
Kunjungan Inu dan salah satu penulis film Mama Joe, Nanda Pushpita, mendapat dukungan penuh dari Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Hadir langsung Duta Besar Indonesia untuk Serbia, Mohammad Chandra Vidya Yudha.
Sekitar 200 penonton Indonesia dan Serbia mengikuti pemutaran film Mama Jo.
“Sebagai film yang mengangkat isu penting seputar disabilitas dan pendidikan, film EADC 2023 mendapat respon khusus dari para penyandang disabilitas di Beograd, Serbia,” kata Inu Rahmavati kepada media penyiaran, Rabu (30/10/2024). .
Tak hanya mendapat penghargaan Special Jury Mention Bosifest 2024, film Mama Jo telah memberikan pesan penting kepada pengambil kebijakan untuk memahami pentingnya pendidikan tinggi.
Film tersebut juga memunculkan berbagai kolaborasi menarik yang terjalin berkat kedekatan Indonesia dan Serbia.
Setelahnya, film Mamma Jo akan melanjutkan perjalanannya ke Yunani untuk diputar di salah satu festival film RODIFEST 2024 untuk membawa kisah menarik Indonesia ke dunia internasional.
Tokoh Joe yang bercita-cita menjadi polisi tahu bahwa ibunya, Santi Florena Purva, ingin memberikan pendidikan terbaik dan kerja keras kepada putranya.
Namun Santi hanya bisa menyekolahkan Jo di sekolah negeri karena kondisi keuangan dan fasilitas tempat tinggalnya tidak mendukung.
Berbagai tantangan yang dihadapi Santi, Joe dan para guru merupakan cerita yang menggugah pikiran.
Memperkenalkan makanan tradisional Indonesia di Serbia
Jajanan khas Indonesia mendominasi saat menonton film Mama Joe.
Para peserta dan juri BOSIFEST menyambut baik kehadiran makanan Indonesia ini, karena juga memperkenalkan budaya makanan Indonesia yang berbeda.
Diantaranya sireng, telur dadar gulung, dan martbak yang menghadirkan cita rasa unik yang memperkaya cita rasa pengunjung mancanegara.
Acara tersebut juga menampilkan sutradara Mama Joe, Inyu, mengenakan pakaian tradisional Indonesia.
Kami tidak hanya menghadirkan film, kami juga mendapat dukungan penuh dari KBRI. “Saat itu Pak Chandra membantu memperkenalkan budaya Indonesia melalui makanan tradisional, mengawasi kegiatan sosial dan budaya,” kata Inu.
Inu juga mengatakan, makanan Indonesia jenis ini sudah disiapkan sejak lama.
Beberapa bahan sengaja diangkut langsung dari Indonesia ke Serbia untuk menjaga keaslian rasa yang ditampilkan pada festival tersebut.