geosurvey.co.id, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero terus memperkuat komitmennya dalam menyediakan moda transportasi ramah lingkungan.
Untuk mewujudkan upaya tersebut, KAI meluncurkan fitur baru bernama Carbon Footprint yang dapat diakses melalui aplikasi Access by KAI. Peresmian fitur ini dilakukan pada Senin (23 Desember 2024) di Stasiun Gambir.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan inovasi terbaru KAI akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan lingkungan.
“Fitur Carbon Footprint merupakan kemajuan penting dalam mendukung efisiensi dan keberlanjutan transportasi di Indonesia. “Langkah ini mencerminkan komitmen KAI untuk terus menghadirkan solusi transportasi yang inovatif dan ramah lingkungan,” kata Kartika saat acara peluncuran.
Kartika menegaskan, KAI terus menghadirkan berbagai layanan premium seperti kereta Whoosh, LRT Jabodebek, dan layanan kereta kompartemen yang memberikan kenyamanan tambahan kepada penumpang.
“Berbagai inovasi ini menunjukkan bahwa KAI tidak hanya fokus pada keberlanjutan, namun juga meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat luas,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur KAI Didiek Hartantyo menjelaskan fitur Carbon Footprint merupakan inovasi yang mengintegrasikan edukasi lingkungan hidup ke dalam layanan transportasi.
“Keberlanjutan dan perlindungan lingkungan hidup menjadi prioritas utama dalam pembangunan,” kata Didiek Hartantyo.
Melalui fitur ini, KAI ingin menegaskan bahwa kereta api tidak hanya menjadi solusi transportasi yang efisien, tetapi juga ramah lingkungan.
“Inovasi ini merupakan langkah tepat KAI dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan net zero emisi,” kata Didiek.
KAI juga terus memperkuat komitmennya dalam menerapkan praktik bisnis berkelanjutan di Indonesia. Hasil S&P Global ESG Rating KAI resmi dirilis pada 18 Desember 2024 dengan skor 41.
Karena ini merupakan tahun pertama KAI mengikuti penilaian ini, maka hasil ini merupakan pencapaian yang sangat baik dan menempatkan KAI pada posisi kompetitif global.
Menurut Didiek, dengan skor 41, KAI termasuk dalam 20 persen teratas sektor transportasi dan infrastruktur transportasi secara global.
Keberhasilan ini mencerminkan keseriusan dan komitmen KAI pada awal perjalanan keberlanjutannya di tahun pertama proses penilaian ESG.
“Peringkat ini juga memberikan dasar yang kuat bagi KAI untuk terus meningkatkan kinerja ESG, membangun reputasinya sebagai perusahaan angkutan massal yang berkelanjutan dan berkontribusi terhadap tujuan keberlanjutan global,” kata Didiek.
Fitur Carbon Footprint kini tersedia di aplikasi Access by KAI versi terbaru (versi 6.9.11) yang dapat diunduh di Play Store dan App Store. Fitur ini memberikan perkiraan emisi karbon untuk setiap perjalanan yang dilakukan pelanggan.
Dalam acara yang sama, Vice President Humas KAI Anne Purba mengatakan, fitur ini memberikan edukasi nyata bahwa kereta api merupakan moda transportasi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan moda lain seperti mobil.
“Dengan fitur ini, pengguna dapat memahami dampak positif penggunaan kereta api terhadap penurunan emisi karbon. Hal ini diharapkan dapat mendorong kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat menuju pilihan transportasi yang lebih berkelanjutan,” jelas Anne.
Anne menambahkan, fitur Carbon Footprint juga merupakan alat transparansi.
“Kami ingin memastikan pelanggan memahami kontribusinya terhadap perlindungan lingkungan. Fitur ini juga menjadi acuan program loyalitas pelanggan dan penghitungan emisi perjalanan kereta api,” jelasnya.
Dia mencontohkan, emisi karbon perjalanan KA Probowangi dari Stasiun Surabaya Gubeng menuju Stasiun Ketapang sebesar 2,94 kg CO₂e.
Sedangkan perjalanan dengan mobil dengan rute yang sama menghasilkan emisi karbon sebesar 8,79 kg CO₂e, hampir tiga kali lipatnya.
Penghitungan emisi karbon pada fitur Carbon Footprint mengacu pada peraturan nasional seperti SNI ISO 14064-1:2018, serta pedoman internasional seperti Protokol Kyoto dan Protokol GRK.
Validasi dilakukan melalui studi literatur, benchmarking dan konsultasi dengan pakar transportasi, konsultan penghitungan karbon dan lembaga pemerintah terkait.
“Inovasi fitur Carbon Footprint ini melengkapi berbagai langkah KAI dalam mendukung keberlanjutan,” kata Anne.
“Sebelumnya KAI memperkenalkan teknologi pengenalan wajah untuk mengurangi limbah kertas dan menyediakan stasiun air untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai dan penggunaan peralatan makan kayu dalam layanan makan kereta,” kata Anne.
Anne menambahkan, fitur ini merupakan salah satu wujud nyata dukungan KAI terhadap pencapaian tujuan net zero emisi.
“Kami mendesak masyarakat untuk beralih ke kereta api, sehingga menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Mari kita bersama-sama menjadi inisiator perubahan untuk lingkungan yang lebih baik, ajaknya.
Laporan: Novyana AP Sari l Sumber: Kompas.com