geosurvey.co.id, JAKARTA – Daimler tidak akan menjual truk listrik di Indonesia tahun depan, meski truk listrik E600 Actros akan mulai diproduksi pada Desember 2024 di pabrik Daimler di Jerman.
Direktur Produk dan Penjualan PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) Faustina mengatakan, pekan depan pameran IAA untuk truk dan mobil akan digelar di kota Hanover, Jerman.
Pada pameran kali ini, Daimler akan menghadirkan E600 Actros. Truk ini telah diuji di 22 negara dan mampu melaju hingga 500 kilometer tanpa biaya perantara dan mendekati 1.000 kilometer.
Model lain yang ditampilkan di IAA Hannover adalah truk listrik E300 dan E400. “Kami memiliki seri EV Truck yang akan tampil di IAA dan mulai produksi pada Desember tahun ini. Target pasar pertama adalah Eropa, kemudian menyusul pasar luar negeri,” kata Faustina di dekat pembukaan booth Daimler di Indonesia Mining Expo 2024. di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu 11 September 2024.
Bagaimana dengan pasar Indonesia?
“Sekarang sedang kita persiapkan. Untuk truk E600 Actrom jaraknya 500 kilometer dari Jakarta ke Semarang. Kita perlu mempertimbangkan apakah pengisian kendaraan listrik sudah siap atau belum,” ujarnya.
Bayangkan jika semakin banyak truk yang membawa baterainya. Itu menjadi pembelajaran bagi kami, dan itu yang kami kembangkan sekarang, jelasnya.
Naeem Hassim, CEO PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) mengatakan, sebelum menjual truk listrik di Indonesia, timnya berupaya memastikan peralatan pengisian baterai sudah siap dan tersedia di berbagai tempat.
“Kami ingin memastikan lingkungannya siap. Kami juga banyak berdiskusi dengan pemerintah dan menanyakan insentif apa yang akan diberikan untuk kendaraan listrik ini,” ujarnya.
Hassim juga mengatakan saat ini Daimler sedang fokus membangun pabrik perakitan truk pertama di Indonesia yang berlokasi di Jawa Barat.
Jika pabrik tersebut berhasil, maka Daimler akan menjadi produsen truk pertama di Eropa yang memiliki pabrik perakitan di Indonesia.
“Kami ingin membangun truk di Indonesia dan kami ingin membangun lebih banyak truk pertambangan di Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagian besar truk Mercedes-Benz yang dijual Daimler di Indonesia terkonsentrasi di sektor pertambangan dan pasar terbesarnya ada di Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah pertambangan di Sumatera.
Terkait banyaknya model China yang masuk ke pasar truk pertambangan di Indonesia, Hassim mengatakan hal tersebut tidak menjadi masalah bagi Daimler.
“Kami tidak ada kendala apa-apa. Kami ingin menciptakan sesuatu yang baru. Bicara truk tidak hanya soal produknya, tapi juga penjualannya,” ujarnya.
Faustina juga mengatakan, pada Indonesia Mining Exhibition yang berlangsung 11-14 September, perusahaannya fokus menggarap sektor pertambangan dan dukungan suku cadang dan jasa.
Pada pameran tersebut, Daimler membawa dua unit Mercedes-Benz Axor dengan perlengkapan untuk truk pemuatan dan tanker air, serta memamerkan dua unit Mercedes-Benz Arocs dengan perlengkapan untuk truk pengantaran, serta truk bertonase besar.