
TRIBUNNEWS. .
Transformasi digital ini juga menjadi langkah strategis TGKA untuk terus mengembangkan teknologi dan sistem informasi yang terintegrasi bagi para pemangku kepentingannya di Indonesia.
Bagi TGKA, perubahan ini akan mendukung perolehan sistem informasi yang andal demi kelancaran kegiatan usaha perusahaan. TGKA menggunakan aplikasi sistem SAP R/3 pada tahun 2005 dan kemudian ditingkatkan menjadi SAP ECC On HANA pada tahun 2015.
CEO PT Tigaraksa Satria Tbk Leanne Widjaja seperti dikutip, Rabu (1/8/2025), “Ini merupakan langkah besar untuk meningkatkan fleksibilitas, efisiensi, dan skalabilitas operasional TGKA dalam konteks dinamika pasar yang berkembang.”
Dijelaskannya, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan distribusi, dengan produk konsumen sebagai unit bisnis utamanya, perseroan terus melakukan inovasi, mengatasi tantangan pasar, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebagai bagian integral dari bisnis Anda. Strategi bisnis.
Penggunaan SAP RISE di GCP mendukung kemampuan TGKA untuk beradaptasi dengan cepat terhadap pertumbuhan bisnis dan perubahan pasar yang dinamis.
Sebagai pelaksana utama, Soltius akan berperan dalam mendukung transisi yang mulus ini, dengan memanfaatkan sistem SAP dan infrastruktur cloud untuk memastikan setiap aspek implementasi berjalan sesuai rencana.
“Dengan mengimplementasikan RISE dengan SAP di GCP, kami yakin TGKA akan memperoleh manfaat yang signifikan seperti fleksibilitas integrasi sistem, fleksibilitas yang lebih besar, dan efisiensi operasional. “Ini merupakan langkah penting bagi TGKA untuk memperkuat daya saing di pasar yang semakin kompetitif,” kata Bernardi Suhendra, CEO PT Soltius Indonesia.
Andreas Diantoro, CEO SAP Indonesia, menambahkan implementasi RISE oleh Tigaraksa Satria dengan SAP S/4HANA Private Cloud Edition dari SAP dan SAP BW/4HANA akan menyederhanakan aktivitas operasional dan meningkatkan efisiensi pada rantai pasokan dan jaringan distribusi.
Dengan mengintegrasikan sistem terfragmentasi ke dalam ERP berbasis cloud, TGKA dapat beradaptasi dengan permintaan pasar yang terus meningkat dan mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan. Perubahan tersebut sejalan dengan inisiatif pemerintah Indonesia untuk mendorong digitalisasi dan otomatisasi sebagai Indonesia 4.0, serta mendorong inovasi di sektor manufaktur dan distribusi.