geosurvey.co.id, JAKARTA – Trestania Kambu, mahasiswi Universitas Senderawasih asal Papua, kali ini sedang penuh bunga. Kegembiraan terpancar di wajahnya saat dipastikan bisa melanjutkan studi dan merasa didukung dengan program Kartu Merdeka Indonesia Pintar Perguruan Tinggi (KIP Kuliah).
“Terima kasih Kemendikbudristek, terima kasih banyak kepada Presiden Jokowi. “KIP Kuliah Merdeka banyak membantu saya, apalagi sekarang saya tinggal berdua bersama ibu dan saudara-saudara saya karena ayah saya meninggal dunia,” kata Trestania Kambu di sela-sela acara “Merdeka Belajar Silaturahmi” yang ditayangkan hampir secara eksklusif. di saluran YouTube Kementerian Indonesia. pendidikan dan kebudayaan pada Kamis (24/03/2022).
Wakil Rektor Universitas Brawijaya Abdul Hakeem mengatakan, tambahan biaya hidup dan UKT bagi mahasiswa penerima KIP Kuliah Merdeka dapat mempengaruhi nilai mahasiswanya. “Itu bagus juga,” kata Abdul Hakeem.
Trestania kemudian berpesan kepada mahasiswa di Papua untuk tidak putus asa dalam berusaha mengikuti program KIP Kuliah Merdeka.
“Kita harus mandiri, kalau gagal kita coba,” Trestania menyemangati siswa lainnya.
“Bagi teman-teman penerima KIP Kuliah Merdeka, yuk bersiap-siap untuk kuliah,” kata Oliver, Hotlas Silalahi, mahasiswa Institut Politeknik Jakarta, dalam sambutan Trestania.
Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah merupakan salah satu program pendidikan pemerintah yang terkenal dan terus menaruh perhatian besar pada sektor pendidikan.
Program ini sejalan dengan prioritas pemerintah, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi dalam Pidato Kenegaraan (20/10/2019), peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia, khususnya di era teknologi dan informasi maju.
Beasiswa KIP merupakan hibah pendidikan yang diberikan pemerintah kepada lulusan SMA/SMA atau sederajat yang mempunyai prestasi akademik baik namun mengalami kesulitan ekonomi. Pada tahun 2020, pemerintah menargetkan menerima 400.000 KIP Kuliah di seluruh Indonesia.
Dekan Universitas Nusa Nipa, Indonesia, Dr. Angelin Vincent, M.Si menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas perhatian yang diberikan kepada mahasiswa universitas di Niang Tanah Sika.
Dapatkan perhatian melalui program beasiswa. Beasiswa sangat membantu para pelajar untuk melanjutkan studinya. Untuk memotivasi dan mendorong anak agar terus belajar meraih masa depan.
“Kami sangat senang tidak ada lagi siswa yang tidak mau melanjutkan studi karena mahalnya biaya. Pemerintah sudah menyiapkan beasiswa, namun siswa hanya tinggal menyelesaikan sekolah,” kata Anggota Dewan Angelin.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Ardian Sopa mengungkapkan, banyak program Jokowi yang populer dan disukai dari hasil kajian tersebut.
Beberapa program Jokowi yang populer dan diminati antara lain; Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), Infrastruktur, Keuangan Negara dan Kesejahteraan Beras (rastra).
“Aplikasi-aplikasi ini memiliki rata-rata lebih dari 70 persen pengakuan dan rata-rata lebih dari 60 persen suka,” tambahnya.
CEO LSI Jayadi Khanan menambahkan, program studi mandiri sangat digemari mahasiswa.
Tak hanya populer, sebanyak 91 persen pelajar menilai positif KIP Kuliah Merdeka, meningkat dibandingkan KIP Kuliah sebelumnya.
“Kami telah menerima data penerima KIP Kuliah Merdeka dan pimpinan universitas di 300 nomor telepon Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. “Dari jumlah tersebut, 267 orang sudah bisa menghubungi dan menyatakan keinginannya untuk diwawancara,” ujarnya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut Wakil Presiden ke-6 Tri Sutrisno pada perayaan HUT TNI di Mona, Sabtu (10/05/2024). (Kompas.com (Eksklusif))
Kajian tersebut, kata Jayadi, membahas respon yang menilai kebijakan total biaya pendidikan berupa biaya pendidikan (UKT) sesuai persetujuan Program Studi (Prodi), serta total biaya hidup. disesuaikan dengan kemiripan antar wilayah.
“Responden merasa bahwa sebagian besar tunjangan biaya hidup, yang seringkali dikendalikan oleh biaya perumahan dan makan, sudah mencukupi, begitu pula dengan biaya pendidikan, berdasarkan persetujuan kurikulum yang mendukung siswa sehingga mereka dapat belajar dengan baik dan termotivasi. meningkatkan mutu pendidikan,” lanjut Jayadi.
Pada Rapat Tahunan MPR di Jakarta Jumat (16/8/2024) lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan ratusan juta dolar telah dialokasikan untuk upaya perlindungan masyarakat berpenghasilan rendah dalam 10 tahun terakhir atau sejak ia menjadi orang nomor satu di Indonesia.
“Di bidang pendidikan, pemerintah mengalokasikan anggaran Kartu Indonesia Pintar sebesar Rp113 juta selama 10 tahun. Telah digunakan untuk mengajar lebih dari 20 juta siswa setiap tahunnya, mulai dari SD hingga SMA/SMK di Indonesia,” tambah Jokowi. Contoh – (Thinkstock via TribunnewsBogor.com) Perbaikan sosial dan ekonomi
Pemerintah juga mengalokasikan anggaran sebesar 225 triliun rupiah untuk program Keluarga Harapan selama 10 tahun, yang digunakan untuk meningkatkan perekonomian sekitar 10 juta keluarga miskin setiap tahunnya. “Ini adalah perkembangan yang dirindukan semua orang. Pembangunan berdampak pada seluruh lapisan masyarakat. Peristiwa yang berdampak pada masyarakat. “Pembangunan membuka peluang pertumbuhan bersama,” kata Jokowi.
Dijelaskan Jokowi, termasuk anggaran yang diberikan untuk bidang kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat yang mencapai Rp361 juta selama 10 tahun. “Upaya untuk melindungi masyarakat berpenghasilan rendah juga telah memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. 361 triliun rupiah dalam anggaran Kartu Indonesia Sehat selama 10 tahun,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, anggaran tersebut setiap tahunnya digunakan untuk membiayai layanan kesehatan bagi lebih dari 92 juta peserta Program Jaminan Kesehatan (JKN). “Mulai dari kecil hingga dewasa pindah ke Indonesia,” kata Jokowi.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saxona Harbuwona mengatakan, sejak diberlakukannya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014, Indonesia terus bergerak maju dalam promosi kesehatan. Hingga saat ini, program tersebut telah menjangkau lebih dari 98 persen penduduk Indonesia, memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh di seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil, terpencil, dan tertinggal (3T).
“Kami juga fokus pada peningkatan kualitas layanan dan memastikan peserta bekerja membayar iuran tepat waktu karena ini adalah kunci dari empat ‘Kelanjutan JKN’,” ujarnya.
Berdasarkan landasan yang dibangun selama sepuluh tahun terakhir, Kementerian Kesehatan telah mengumumkan enam pilar reformasi kesehatan untuk mengatasi tantangan kesehatan di masa depan; fokusnya adalah pada transformasi layanan primer, identitas, kapasitas kesehatan, pembiayaan kesehatan, kesehatan tenaga kerja, dan teknologi kesehatan. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran sebesar 225 triliun rupiah untuk program Keluarga Harapan selama 10 tahun, yang digunakan untuk meningkatkan perekonomian sekitar 10 juta keluarga miskin setiap tahunnya. “Ini adalah perkembangan yang dirindukan semua orang. Pembangunan berdampak pada seluruh lapisan masyarakat. Peristiwa yang berdampak pada masyarakat. “Pembangunan membuka peluang pertumbuhan bersama,” kata Jokowi.
Lembaga jajak pendapat Indikator Politik mempublikasikan hasil survei kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akhir masa jabatannya. Survei tersebut dilakukan pada tanggal 22 hingga 29 September 2024 terhadap total 1.200 responden Indonesia. Berdasarkan jajak pendapat, kepuasan masyarakat terhadap Jokowi berada di angka 75 persen.
Mayoritas masyarakat puas dengan kerja Presiden Jokowi, 75 persen, jelas CEO Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Jumat (10/4) lalu.
Ia mengatakan, tingkat kepuasan yang tinggi terlihat di daerah pedesaan, khususnya di wilayah Bali dan Tenggara Kecil (Nusra), Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, dan Sumatera Selatan. Selain itu, kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi selama 10 tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan, pada periode pertama 2014-2019 dan periode kedua 2019-2024.
Tingkat kepuasan terhadap kegiatan Presiden Jokava meningkat, ujarnya.
Survei terbaru Litbang Kompas yang dilakukan pada Juni 2024 menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sebesar 75,6 persen.
Begitu pula dengan hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 25 Januari – 4 Februari 2023 menunjukkan persentase kepuasan generasi Z dan kinerja pemerintahan Jokowi lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum.
“Kepuasan Generasi Z yang diwakili oleh responden berusia di bawah 24 tahun tercatat sebesar 72,5 persen atau lebih tinggi 3,2 poin persentase dibandingkan kepuasan secara keseluruhan,” tulis Litbang Kompas, Senin (17/4/2023).
Berdasarkan Litbang Kompas, dukungan positif generasi Z yang melebihi generasi lainnya baru diketahui pada periode penelitian ini. Penilaian terhadap Gen Z pada awalnya sama dengan apresiasi masyarakat, misalnya pada Januari 2022 dan Oktober 2022 statistik kepuasan Gen Z dan masyarakat menjawab pemerintah sebesar 73,9 persen dan 62,1 persen.
Faktanya, pada Juni 2022, Gen Z lebih rendah dibandingkan kelompok keseluruhan, yaitu 65,8 persen berbanding 67,1 persen. Artinya, generasi muda juga memperbesar peluang pemerintah untuk menunjukkan karya perubahan, tulis Kompas Litbang.
Berdasarkan survei, sekitar 27,8 persen generasi Z merasa puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi karena telah menunjukkan tindakan pemerintahan yang baik. Alasan lain mengapa Generasi Z puas dengan pemerintahan Jokowi antara lain adalah gotong royong (22,2 persen), popularitas (11,3 persen), lebih banyak pembangunan (10,1 persen) dan pemerataan pembangunan (8,9 persen). Alasan yang sama juga membuat masyarakat puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi, namun alasan utamanya adalah sudah waktunya menerima bansos. Survei menunjukkan 28,4% masyarakat yang menjawab merasa puas dengan kerja pemerintah karena sering menerima bantuan sosial.
Dalam banyak kasus, Presiden kerap meluangkan waktu untuk bertemu dan menyapa kaum milenial selama 10 tahun menjabat. Pemuda masa kini, kata Presiden, telah diberi kesempatan untuk bergerak dari sudut. Satu-satunya masalah adalah apakah mereka ingin menindaklanjutinya atau tidak. Ia mengatakan, butuh kerja keras, inovasi, dan keberanian untuk bermimpi besar.
“Saya kira kecerdasan generasi muda kita di bidang teknologi sudah tidak ada lagi, dan pendidikannya berwawasan sosial dan kewirausahaan, menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat, mencari solusi yang ada di masyarakat,” ujarnya suatu kali tentang Presiden Jokowi.