Laporan koresponden geosurvey.co.id Eko Sutriyanto
TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA – Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) di sektor bisnis Indonesia terus berkembang pesat, terutama di bidang layanan pelanggan, manajemen sumber daya manusia, pendidikan, dan keamanan siber.
Head of Data Processing Kalbe Group Ardya Deepta mengatakan awalnya AI tradisional hanya digunakan untuk meningkatkan efisiensi tugas-tugas rutin.
“Namun dengan hadirnya AI Generatif, teknologi ini kini mampu membuat teks, gambar, dan video yang lebih kompleks menggunakan model seperti GPT dan Gemini,” ujar Ardya Deepta selaku panelis AI dalam 3 Babak: Dari Eksperimen hingga Transformasi Industri dengan Next Generation Artificial Intelligence”, di Auditorium MRPQ Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Sabtu (26/10/2024).
Ia menekankan bahwa AI untuk bisnis saat ini merupakan kombinasi peningkatan AI tradisional dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi.
“Namun, dalam beberapa kasus, otomatisasi melalui model pembelajaran mesin tertentu sudah cukup untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa memerlukan AI Generatif,” tambahnya.
IT Project Manager di BNI Bagus Chandra Vibava meyakini integrasi kecerdasan buatan di perusahaan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga bagaimana kecerdasan buatan digunakan sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang.
“AI dapat mempercepat proses dan memberikan solusi yang lebih cepat dan akurat di berbagai sektor seperti perbankan. Namun keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusia dan keselarasan dengan visi perusahaan,” jelasnya.
Ditegaskannya, tugas utama penerapan kecerdasan buatan adalah mencari talenta yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga dapat menerapkannya dalam proyek nyata.
“Kecerdasan buatan, khususnya kecerdasan buatan generasi mendatang, memerlukan kombinasi keterampilan teknis dan pemahaman bisnis,” lanjutnya.
Sebagai mahasiswa teknik elektro UI, Chandra berbicara tentang pentingnya kolaborasi industri-universitas untuk menjembatani kesenjangan talenta.
“Kemitraan ini sangat penting untuk memastikan lulusan siap menghadapi tantangan teknologi dan kecerdasan buatan di masa depan,” tambahnya.
CEO IYKRA Fajar Jaman mengatakan transformasi digital di perusahaan-perusahaan Indonesia dicapai melalui penerapan teknologi kecerdasan buatan dengan infrastruktur AI generasi berikutnya.
“Kerangka kerja ini mencakup tiga fase utama penelitian untuk mengidentifikasi peluang meningkatkan efisiensi, merancang solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, dan menerapkan AI sepenuhnya,” ujarnya.
Menurutnya, dengan bantuan pendekatan seperti itu, perusahaan dapat mengoptimalkan operasionalnya, memperkuat analisis data, dan mengambil keputusan dengan lebih jelas.
Selain membantu perusahaan berinovasi dengan kecerdasan buatan generasi mendatang, Fajar mengatakan kelompoknya juga fokus mengembangkan talenta teknis muda melalui program pelatihan AI Engineering Fellowship.
“Program ini dirancang untuk membekali generasi muda Indonesia dengan keterampilan AI terkini agar siap menyongsong akselerasi teknologi,” tutup Fajar.
Ia menegaskan, perubahan teknologi yang pesat harus diimbangi dengan kesiapan industri dan sumber daya manusia agar tetap relevan dan kompetitif di era digital.