geosurvey.co.id, JAKARTA – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali akan membangun taman etnobotani seluas 4,9 hektar sebagai pusat pendukung dan juga mendorong pariwisata berkelanjutan.
Menurut General Manager InJourney Hospitality, Christine Hutabarat, taman etnobotani tidak hanya merupakan simbol pelestarian alam, tetapi juga merupakan hasil kesehatan yang baik, yang memungkinkan pengunjung menemukan kesehatan tanaman yang sehat, ruang hijau yang bijaksana, dan praktik revitalisasi. . harmoni dengan alam.
“Dengan adanya kawasan pendukung tersebut, kami berharap dapat memperkuat posisi KEK Sanur sebagai simbol pariwisata kelas dunia yang tetap berlandaskan kearifan lokal,” kata Christine mengutip Jumat (6/12/2024).
Taman etnobotani diharapkan dapat menjadi pusat daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara, serta memperkuat integrasi Sanur sebagai destinasi ramah lingkungan.
“Ini merupakan langkah kecil untuk mendorong tumbuhnya pariwisata berkelanjutan atau dikenal dengan pariwisata yang berfokus pada dampak jangka panjang di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ujarnya.
Taman etnobotani merupakan tempat yang menunjang cepatnya kesembuhan pasien yang dirawat di rumah sakit internasional KEK Sanur, dan juga merupakan kawasan penunjang rumah sakit di hotel Meru Sanur.
Taman etnobotani dirancang untuk menyambut keanekaragaman hayati Indonesia dan budaya Bali, beragam koleksi tanaman yang disusun untuk mewakili budaya, wilayah, dan tradisi dapat ditemukan oleh pengunjung dari semua lapisan masyarakat.
Kosakata
Upacara Peletakan Batu Pertama Kebun Etnobotani, salah satu kawasan pendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur atau namanya The Sanur Bali, KEK kesehatan pertama di Indonesia.