geosurvey.co.id, Jakarta – Persatuan pekerja Indonesia telah menghadiri kegiatan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) atau organisasi kerja internasional di Beijing, Cina.
Kegiatan dengan topik “Mengelola Transformasi di Pasar Tenaga Kerja: Pertumbuhan dan Adaptasi Digital di Wilayah Pasifik Asia” Indonesia telah menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, sektor swasta dan akademisi untuk menghadapi tantangan pada bulan Desember 2024. Pertumbuhan serikat pekerja dan penyesuaian digital di wilayah Asia-Pasifik.
Perwakilan dari Konfederasi Serikat Buruh di seluruh Indonesia – Dewan Penerjemah ASEAN) William Yani Wea, yang hadir di acara tersebut, mengatakan beberapa poin utama perdebatan, yaitu transformasi digital pada usia industri 4.0 dan 5.0, yang sangat cepat. , seperti kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran motorik (pembelajaran mesin).
Menurutnya, proses ini sangat berbeda dari transformasi sebelumnya di sektor industri tradisional, yang lebih lambat dan lebih fisik.
Sebagai contoh, William melanjutkan, kode perangkat lunak yang merendahkan ganda dan segera digunakan di beberapa sektor memberikan efisiensi yang belum terjadi.
Ini menunjukkan bahwa dunia digital memberikan inovasi pada kecepatan eksponensial, tetapi juga mengarah pada tantangan dalam hal menyesuaikan teknologi oleh orang -orang dan peraturan yang relevan.
Dia mengatakan transformasi digital menimbulkan masalah bagi peraturan nasional yang seringkali tidak dapat mengikuti inovasi global.
“Untuk mengatasi hal ini, sangat penting untuk bekerja sama antara pemerintah, sektor swasta dan akademisi untuk menciptakan kerangka kerja peraturan yang inklusif. Rabu (4 Desember 2024).
Selain itu, William juga mengatakan tentang perubahan teknologi di dunia kerja.
Dia mengatakan penggunaan teknologi di dunia kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan teknologi ini. Penyesuaian itu bukan pengangguran. Seperti di dunia otomotif.
William juga menganggap bahwa di sektor -sektor seperti otomotif, ini menunjukkan bagaimana beberapa industri telah bergeser secara signifikan ke produksi berbasis teknologi.
“Kita perlu meningkatkan daya saing dengan memperluas akses ke pendidikan dan pelatihan sehingga pekerja dilengkapi dengan teknologi digital dan meningkatkan daya saing mereka di pasar dunia,” pungkasnya.