geosurvey.co.id – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengaku membakar tank Merkawa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza.
Dalam keterangan di aplikasi perpesanan Telegram, Senin (30/12/2024), Al-Qassam mengaku telah membakar tank tersebut beserta tentara di dalamnya.
Al-Qassam juga menyerang beberapa tentara Israel di sebuah jip dengan granat tangan. Lima tentara dan dua kendaraan tewas dan lainnya luka-luka.
Sementara itu, Times of Israel melaporkan tiga tentara Israel tewas. Salah satu dari mereka tewas dalam pertempuran di utara Gaza.
Sersan Uriel Peretz (23) dari brigade Kfir. Dia berasal dari Beitar Illit.
Tiga tentara lainnya terluka dalam insiden yang sama di wilayah Beit Hanoun. IDF tidak memberikan rincian apapun tentang insiden tersebut.
IDF mengatakan sehari sebelumnya bahwa salah satu tentaranya tewas dalam serangan di Jabalia. Prajurit itu adalah Lt. Coll Shoham dari Batalyon Infanteri ke-19.
IDF mengatakan kematian Shoham sedang diselidiki. Namun Channel 12 mengatakan otopsi awal menunjukkan dia meninggal karena operasi.
Menurut catatan Israel, Shoham merupakan tentara ke-824 yang tewas sejak perang di Gaza dimulai tahun lalu.
Pada hari yang sama, IDF melaporkan bahwa seorang tentara dari Brigade Infanteri Nahal terluka dalam pertempuran di utara Gaza.
Sementara itu, Brigade Al-Qassam mengaku telah menargetkan tank Merkawa Israel dengan bom berdaya ledak tinggi. Kemudian Al-Assassin menyerang Salvation Army di Jabalia dengan 105 peluru
Sementara itu, pakar militer Israel mengatakan IDF di Jalur Gaza menghadapi tantangan besar yang dapat menimbulkan bencana bagi Israel.
Sang ahli, Avi Ashkenazi, menegaskan bahwa masalahnya adalah kelelahan, atau kelelahan fisik dan mental.
Ashkenazi, kontributor media Israel Maariv, mengatakan bahwa kelelahan adalah masalah besar, namun bukan hal yang tidak pernah terjadi.
Menurutnya, perang di Gaza yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun membuat tentara Israel tidak nyaman dan berujung pada kesalahan di medan perang.
Ashkenazi pertama kali menyebut kematian seorang kapten Israel bernama Amit Levy di Gaza.
Kematian Levi masih menjadi misteri. Belum jelas apakah ia ditembak oleh rekan-rekannya atau diserang oleh militan Hamas.
Pasukan Levy sedang bergerak dengan kendaraan saat kejadian itu terjadi. Mobil itu dikendarai tanpa lampu.
Diduga ada pasukan lain di kawasan tersebut yang melepaskan tembakan setelah melihat gerakan misterius. Pasukan Israel diserang dalam serangan bom yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam, Organisasi Pembebasan Palestina, sayap militer Hamas, selama serangan militer mereka di Jalur Gaza. (New York)
“Pasukan Levi’s sepertinya sudah teridentifikasi oleh pasukan musuh [pasukan Israel lainnya] dan tidak ada koordinasi antara kedua pasukan,” kata Ashkenazi di kolom Maariv, Kamis (26/12/2024).
Namun sejauh ini belum ada konfirmasi dari IDF mengenai penyebab pasti kematian misterius Levy.
Ashkenazi kemudian mengatakan bahwa divisi IDF ke-99 dan ke-162 telah beroperasi di Gaza selama beberapa bulan. Tingkat kelelahan kedua unit sangat tinggi.
Ia mengatakan lamanya tentara Israel harus bekerja di tempat yang sama menyebabkan kelelahan.
“Tentara mulai membuat kesalahan, mereka mulai fokus pada misi, ketegangan operasional menurun, risiko korban meningkat,” kata Ashkenazi.
Ashkenazi mengatakan tentara Israel yang dikerahkan jauh dari medan perang merasa lebih aman dan rentan. Hal ini memungkinkan Anda untuk mengatasi banyak musuh tanpa diketahui.
Ada masalah dengan pengawal, ada masalah dengan keputusan komandan kompi yang berencana meninggalkan posisi bertahan dalam situasi berbahaya, kata salah satu dari mereka. tentara Israel yang terluka dalam kecelakaan itu.
Ashkenazi mengatakan, IDF mengakui kelelahan tentara akibat operasi militer sangat tinggi, terutama pada divisi 162 dan 99 yang hanya bertugas di Gaza.
Sementara satuan dan satuan lainnya beroperasi di berbagai zona perang, misalnya di Israel, Lebanon, dan Suriah. Dua tentara Israel di pagar keamanan yang memisahkan wilayah pendudukan dari Jalur Gaza. (Khaberni) Banyak tentara Israel yang terluka
Awal tahun ini, media Israel melaporkan bahwa banyak tentara Israel menderita trauma dan stres setelah dibebaskan dari operasi di Gaza.
Dia bahkan diduga menembak temannya di Tel Aviv.
“Seorang tentara Israel yang baru saja kembali dari pertempuran di Jalur Gaza membunuh rekannya di sebuah apartemen,” lapor Channel 12.
Sementara itu, Haaretz melaporkan pada Desember 2023 bahwa 18 persen tentara Israel yang berpartisipasi dalam serangan Gaza menderita masalah kesehatan mental.
Salah satu dari mereka tiba-tiba terbangun dari mimpinya dan menembakkan pistol.
(Berita Tribune/Februari)