geosurvey.co.id – Berikut sejarah dan isi teks Yuvak Sankalp 28 Oktober.
Setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda (HSP).
Tahun ini Youth Concept Day diperingati pada Senin (28/10/2024).
Berdasarkan pedoman pelaksanaan Hari Resolusi Pemuda ke-96 yang dikeluarkan Kementerian Pemuda dan Olahraga, tema perayaan Hari Resolusi Pemuda Tahun 2024 adalah “Bergerak Bersama Lebih Indonesia”.
Peringatan Janji Pemuda tidak lepas dari penyelenggaraan Kongres Pemuda yang dilakukan oleh seluruh organisasi Indonesia.
Kongres Pemuda dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu Kongres Pemuda pertama pada tahun 1926 dan Kongres Pemuda kedua pada tanggal 27-28 Oktober 1928.
Kemudian melalui Kongres lahirlah konsep sumpah atau pemuda yang antara lain sebagai berikut: Suara Sumpah Pemuda
Pertama
Kami Penyair dan Puisi dari tanah Indonesia, melalui darah Jang Satoy, dari Indonesia.
Sedoa
Kami Fardal Indonesia dan Kavita, Bangsa Jang Satoy yang mengaku sebagai Bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami fardal dan puisi bahasa indonesia, bahasa persia mendjoendjoeng, bahasa indonesia. Logo Hari Konsep Pemuda ke-96 Tahun 2024 (https://kemenpora.go.id/pengumuman/71/materi-publikasi-hsp-ke-96-tahun-2024) Sejarah Lahirnya Pemuda
Berdasarkan laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ide diadakannya kongres pemuda kedua ini datang dari Persatuan Pelajar Indonesia (PPPI).
PPPI merupakan organisasi kepemudaan yang anggotanya adalah pelajar dari seluruh Indonesia.
Sebelum menyelenggarakan Kongres, para pemuda mengadakan pertemuan pertama kali pada tanggal 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928.
Lalu PPPI Atas inisiatif , Kongres diadakan di tiga gedung berbeda dan dibagi menjadi tiga pertemuan, yang menghasilkan Resolusi Pemuda.
1. Pertemuan Pertama, Gedung Obligasi Katholike Jongnalingan (KJB)
Rapat pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholike Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.
Soyegondo dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar kongres ini dapat mempertebal semangat persatuan di hati generasi muda.
Acara dilanjutkan dengan penjelasan Mohammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.
Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
2. Pertemuan Kedua, Gedung Bioskop Jawa Timur
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Minggu malam, 28 Oktober 1928, di Gedung Bioskop Jawa Timur untuk membahas masalah pendidikan.
Kedua pembicara, Poernomovoylan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sepakat agar anak-anak mendapat pendidikan nasional, dengan keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.
Selain itu, penting juga untuk mendidik anak secara demokratis.
3. Pertemuan Ketiga, Gedung Indonesia Clubhouse Kramat
Pertemuan ketiga dilaksanakan di Gedung Kramat Indonesiasche Clubhuis.
Selain gerakan pramuka, Sonerio berbicara tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi.
Sementara itu, Ramelon menyampaikan bahwa gerakan Pramuka tidak bisa dipisahkan dari gerakan nasional.
Sejak dini, gerakan Pramuka mengajarkan anak untuk disiplin dan mandiri, hal yang diperlukan dalam pertempuran.
Sebelum kongres ditutup, lagu Indonesia dibawakan oleh Wedge Rudolf Supertmann.
Lagu ini diterima dengan sangat antusias oleh para penonton.
Kemudian Kongres ditutup dengan mengumumkan hasil Kongres.
(geosurvey.co.id/Latifah)