BERITA TRIBUNE.
Hasil visum tidak menunjukkan adanya tanda-tanda trauma, ujarnya kepada wartawan, Rabu (15/1/2025).
Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai penyebab kematiannya.
Tentu saja korban meninggal tanpa adanya kekerasan.
Dari hasil visum, imbuh Joko.
Polisi memastikan jenazah yang ditemukan di Banyu Marunda, Jakarta Utara, adalah Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostewan.
Hendravan Ostevan juga merupakan mantan anggota Badan Intelijen Negara (BIN), terakhir Wakil Kelompok Pakar.
Informasi tersebut disampaikan Inspektur Intelijen Wawan Hari Purwanto yang sebelumnya menjabat Juru Bicara BIN.
“Yah, dia sudah pensiun, umurnya 75 tahun, sudah lama pensiun, umurnya 58 tahun,” ujarnya.
Pada jenazah Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostewa ditemukan Kartu Tanda Anggota (KTA) Wakil Kelompok Ahli (KTA) yang diterbitkan pada 20 Februari 2015.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi membenarkan, kartu anggota BIN dan kartu anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah tersedia.
Ade mengatakan, tim gabungan kini sedang bekerja.
Menurut dia, pemeriksaan CCTV dilakukan di lokasi kejadian pertama.
Penyelidikan dilakukan tim gabungan Ditpolair Polda Metro Jaya, Polsek Pelabuhan Tanjung Priok, dan Polsek Kali Baru.
“Video CCTV menunjukkan dia mengendarai mobil Toyota Vios nomor B-1606-LB menuju Dermaga KCN Marunda,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (14/1/2025).
Pemeriksaan CCTV menunjukkan mobil yang ditumpangi korban melaju Kade 07-08 hingga mencapai ujung dermaga sebelum lari ke laut.
Penyidik masih mencari mobil yang ditumpangi korban, kata Ade.
Tim Ditpolair Polres Metro Jaya Takkum menemui keluarga korban untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Sebelumnya, jenazah pria ditemukan mengambang di perairan Maril, Cilincing, Marunda, Jakarta Utara.
Penemuan itu terjadi pada Jumat (10/1/2025).
KTP TNI dan BIN beridentitas Brigjen (Purn) TNI berinisial HO (76) ditemukan di tubuh korban.
Saat dihubungi, Selasa (14/1/2025), Kapolres Fernando Saharta Saragi mengatakan, “Benar (mayat ditemukan).”
Fernando tidak menjelaskan apakah korban terluka.
Menurut dia, Ditpolairud Polda Metro Jaya yang memimpin langsung masalah tersebut.
“Stasiun Metro Polda Gakkum Polar untuk Petugas Kantor Pusat”.
Mayatnya pertama kali ditemukan oleh nelayan.
Nelayan tersebut kemudian melaporkan temuannya kepada polisi yang bertugas di sekitar Banyu Marunda.
Korban ditemukan mengenakan kemeja loreng, celana jeans hitam, dan ikat pinggang hitam.