geosurvey.co.id – Wakil Presiden MPR Eddy Bascolo Yudhoyono mengatakan Indonesia tidak boleh ketinggalan atau “tertinggal” dalam pembangunan dan kesejahteraan.
Hal ini memerlukan penguatan ketahanan nasional, pangan, energi, dan air bersih.
Pengumuman tersebut disampaikannya pada Jumat (10 November 2024) pada Program Mata Kuliah Eksekutif Geopolitik, Geopolitik, Geoekonomi, Strategi Nasional Angkatan 8 di Universitas Pertahanan Nasional Indonesia di Bogor, Jawa Barat.
“Saya sangat berterima kasih atas undangan untuk berpartisipasi dalam program ini. Hal ini memberikan saya kesempatan yang sangat baik untuk lebih memahami tantangan global yang dihadapi dunia saat ini,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Ibas ini pun mengucapkan terima kasih atas partisipasi langsungnya dalam acara yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan tersebut.
“Topik-topik yang disampaikan dalam kursus ini sangat relevan dengan berbagai isu strategis, baik geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi. Anda juga akan mendapatkan manfaat dari pengetahuan dan pengalaman mendalam yang dibagikan oleh para pembicara. Terima kasih banyak.”
“Diskusi yang terjadi di sana memberikan wawasan baru yang akan sangat berguna seiring kita terus mengubah hubungan kekuasaan global saat ini,” lanjut Ibas.
Pak Ibas juga memuji dan mengapresiasi pendapat langsung yang disampaikan oleh Pak Prabowo Subianto terkait program tersebut.
Selain itu, kami juga fokus pada pandangan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan tentang ekonomi politik Indonesia dalam konteks persaingan politik global, jelasnya.
“Negara kita berada pada posisi strategis dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional dan tekanan geopolitik internasional.Dalam situasi dunia yang terus berubah, Indonesia berada pada posisi strategis untuk bisa bertahan dalam persaingan global menyiapkan strategi kebijakan yang prudent,” kata Ibas.
Program ini juga menunjukkan bahwa dari sudut pandang ekonomi, angka ICOR Indonesia akan membaik di masa depan. Untuk mendorong pembangunan yang cepat dan adil, kita perlu menumbuhkan perekonomian kita dan berinvestasi sebanyak mungkin. “Kalau ekonomi berkembang pasti masyarakat akan semakin berkembang,” kata Ibas.
Selanjutnya Pak Ibas menyatakan bahwa strategi politik dan ekonomi Indonesia sangat penting untuk bertahan dalam hubungan kekuatan internasional, dan menjelaskan bahwa prinsip diplomasi dan hubungan internasional Indonesia saat ini adalah “1 juta orang.” Beliau menekankan pada kebijakan Indonesia. “tidak ada teman dan tidak ada musuh.”
Bapak Ibas mengatakan, “Di era persaingan global, kita harus mampu membangun kemitraan yang kuat dengan banyak negara, sekaligus melindungi kedaulatan dan kepentingan nasional.” “Satu juta teman dan nol musuh” ” prinsip adalah sebuah dasar penting untuk menerapkan ide ini.’ . ”.
Pemimpin Republik Demokratik Rakyat Korea ini juga berharap program unggulan tersebut dapat terus berlanjut dan membawa manfaat yang besar.
“Kami yakin program ini dapat terus membangun kapasitas pemimpin nasional di masa depan dan mendorong Indonesia menjadi negara yang lebih kuat, tangguh, dan sukses di masa sulit ini,” tutupnya.