geosurvey.co.id – Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) melaporkan Mongolia ke kelompok pemantaunya pada Kamis (24/10/2024) karena gagal menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin mengunjungi Mongolia September lalu dan Mongolia menyambut kedatangan Presiden Rusia tersebut.
Dikutip dari Guardian, namun alih-alih menangkap pemimpin Rusia seperti yang dituntut keikutsertaannya di ICC, Mongolia malah menggelar karpet merah.
ABC News melaporkan bahwa pemimpin Rusia itu disambut di alun-alun utama ibu kota, Ulan Bator, oleh pengawal kehormatan yang mengenakan seragam merah dan biru mirip dengan seragam pengawal pribadi penguasa abad ke-13 Genghis Khan, pendiri Kekaisaran Mongol.
“Karena seriusnya kegagalan Mongolia untuk bekerja sama dengan pengadilan, majelis menganggap bahwa kasus tersebut harus dikirim ke majelis negara,” kata pengadilan, mengacu pada kelompok yang bertemu pada bulan Desember di Den Haag.
Meski Putin menginginkan ICC terkait perang di Ukraina.
Negara-negara ICC harus menangkapnya jika dia berada di wilayah anggotanya,
Organisasi tersebut, yang mencakup seluruh 124 anggota pengadilan, dapat “mengambil tindakan apa pun yang dianggap tepat”, menurut ICC.
Kunjungan Putin akan menjadi perjalanan pertamanya ke negara di mana pengadilan menghadapi dakwaan sejak surat perintah penangkapan dikeluarkan untuknya tahun lalu atas tuduhan pidana, menuduhnya bertanggung jawab atas penculikan anak-anak dari Ukraina, lapor Ap News.
Rusia bukan anggota pengadilan dan Kremlin membantah tuduhan tersebut.
“Partai-partai yang berkuasa dan mereka yang menerima yurisdiksi harus menangkap dan menyerahkan setiap orang berdasarkan perintah ICC, terlepas dari status resmi atau kewarganegaraannya,” demikian pernyataan pengadilan.
Saat itu, Ukraina buka suara.
Kyiv sangat mendesak Mongolia untuk mengadili Putin di Den Haag.
Uni Eropa juga menyatakan keprihatinannya bahwa Mongolia mungkin tidak dapat melaksanakan perintah tersebut.
Apa yang akan dilakukan dewan masih belum jelas.
(geosurvey.co.id, Andari Wulan Nugrahani)