Reporter geosurvey.co.id Aisyah Nursyamsi melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Masuknya musim hujan membuat berbagai penyakit menjadi sangat penting.
Salah satu penyakit tersebut adalah demam berdarah dengue (DBD).
Di Indonesia, demam berdarah merupakan masalah kesehatan yang serius karena relatif tinggi dan sering menimbulkan penyakit tertentu (KLB).
Pada minggu ke-43 tahun 2024, dilaporkan 210.644 kasus dan 1.239 kematian akibat DBD di 259 kabupaten/kota di 32 provinsi.
Total kasus dugaan DBD yang dilaporkan melalui SKDR hingga 43 minggu mencapai 624.194 tersangka.
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Yudhi Pramono mengatakan, sejak awal tahun 2024 terjadi peningkatan infeksi dan kematian akibat DBD.
Peningkatan ini tidak hanya terjadi di daerah yang sakit. Namun juga di tempat-tempat yang sebelumnya bebas demam berdarah.
Menurut dia, peningkatan risiko penularan demam berdarah dipengaruhi oleh krisis El Niño dan perubahan iklim.
“Saat ini di kawasan ASEAN telah dilaporkan sekitar 219.000 kasus dengan 774 kematian, dan Indonesia sendiri merupakan penyumbang DBD terbesar,” kata Dr. Yudhi dalam situs resmi Kementerian Kesehatan, Senin (18/11/2024).
Pada tahun 2024, wilayah terdampak DBD akan bertambah menjadi 482 kabupaten/kota.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, siklus tahunan penyakit ini semakin pendek, dari 10 tahun menjadi tiga tahun, atau bahkan kurang.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kronis (P2PM) dr. Menurut Ina Agustina, tingkat penyakit DBD dalam empat tahun terakhir, tingkat DBD (IR) mengalami peningkatan, namun case fatality rate (CFR) atau kematian akibat DBD mengalami penurunan.
“Kasus DBD cenderung meningkat, namun jumlah kematian sebanding dengan penurunan kasus,” kata dr. Ina Agustina.
Tambahkan Dr. Ia menambahkan, tindakan pencegahan yang sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan adalah sebagai berikut:
1. Memimpin upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD, termasuk menggerakkan masyarakat dalam memasang kelambu (PSN) melalui kegiatan 3M Plus, seperti:
Bersihkan dan cuci dinding tangki air seperti bak mandi dan pancuran.
Tutup wadah air seperti tong, botol, dll.
Memanfaatkan kembali atau menggunakan kembali barang-barang yang mungkin menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti botol bekas, ban bekas, dan lain-lain.
“Periksa kotak-kotak air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, ganti air di pot bunga setiap minggu, keringkan air di bawah pot bunga, perbaiki lagi drainase, dan lain-lain,” jelas dr. Di sebuah.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
Menugaskan seorang penjaga (Jumantik) pada setiap rumah untuk memantau dan memastikan tidak ada serangga di setiap rumah.
3. Terus melakukan edukasi kepada masyarakat melalui komunikasi langsung, baik melalui media cetak maupun elektronik.
Anjuran tersebut fokus pada pencegahan dan pengenalan gejala berbahaya demam berdarah (DBD).
Sehingga tidak ada penundaan dalam pengiriman pasien ke masyarakat.
4. Respon cepat terhadap laporan demam berdarah.
Rumah sakit yang melayani atau merawat pasien DBD wajib melapor ke dinas kesehatan dalam waktu 3 jam agar dapat dilakukan uji diagnostik dalam waktu 1×24 jam.
5. Melaksanakan secara efektif seluruh kegiatan pencegahan dan pengendalian DBD serta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencegah peningkatan kasus DBD.
Partisipasi aktif seluruh elemen tanah air dan dukungan semua kalangan dalam upaya ini diharapkan dapat membantu pengendalian penyebaran DBD di wilayahnya.
Kementerian Kesehatan juga meluncurkan informasi baru berbasis bukti untuk mempercepat pemberantasan demam berdarah, termasuk teknologi nyamuk Aedes aegypti yang mengandung Wolbachia dan pemberian vaksin.
Teknologi Wolbachia ini terbukti mampu menurunkan angka kejadian infeksi demam berdarah sebesar 77,1 persen dan rawat inap sebesar 82,6 persen.
Selain itu, vaksin demam berdarah merupakan bantuan yang efektif melawan demam berdarah.
Saat ini terdapat dua vaksin demam berdarah yang telah disetujui oleh Badan POM Indonesia, yaitu vaksin DENGVAXIA produksi Sanofi Pasteur dan vaksin QDENGA produksi Takeda.