geosurvey.co.id, JAKARTA – Industri kelapa sawit merupakan bagian penting dari sektor energi terbarukan. Khususnya untuk produksi biodiesel
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan biodiesel berbahan dasar minyak sawit berperan penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Sebab, merupakan negara yang memiliki program wajib biodiesel. Oleh karena itu, Indonesia adalah pemimpin dalam penggunaan energi ramah lingkungan dari minyak sawit.
Saat ini campuran biodiesel yang digunakan di Indonesia sudah mencapai level B35 yang berarti 35 persen biodiesel berasal dari minyak sawit. dan sisanya berasal dari bahan bakar solar.
“Tahun depan rencananya naik menjadi 40 baht,” kata Eddie, Jumat (12/06/2024).
Program wajib biodiesel bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung komitmen global dalam mitigasi perubahan iklim.
Menurut Eddy, Indonesia berada pada jalur yang tepat dibandingkan negara lain. dalam menggunakan energi terbarukan dari kelapa sawit
“Indonesia mempunyai kinerja yang sangat baik dibandingkan negara lain. dalam menggunakan energi hijau dari kelapa sawit,” tambahnya.
Namun, meskipun keberhasilan Indonesia dalam hal ini patut dipuji, Eddy mengingatkan bahwa terdapat tantangan terkait dengan stagnasi produksi minyak sawit dan penurunan hasil panen yang lebih parah.
Menurutnya, hal ini dapat menghambat keseimbangan kebutuhan sektor pangan dan energi terbarukan.
“Kita harus berhati-hati agar tidak terjadi persaingan antara pangan dan energi,” kata Eddie.
Menghadapi tantangan tersebut, GAPKI terus mendukung percepatan pemulihan minyak sawit rakyat (PSR) sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produksi. Namun, Eddie mengungkapkan bahwa pencapaian tujuan program pemulihan kelapa sawit rakyat masih jauh dari sasaran sasaran
“Target restorasi saat ini 3 juta hektare, namun baru tercapai sekitar 400.000 hektare. Ini (pemulihan) harus kita percepat, atau kita akan kesulitan mempertahankan ekspor dan produksi,” tegas Eddie.