Diposting oleh Endrapta Pramudhaz, reporter geosurvey.co.id.
geosurvey.co.id, JAKARTA – Direktur Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan industri hotel dan restoran menghadapi menurunnya daya beli masyarakat dan menabung untuk perjalanan sebagai modal kerja/kantor
Kemudian, pada awal tahun 2025, mereka kembali menghadapi kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Hariyadi menjelaskan berkurangnya pembelian masyarakat berdampak positif terhadap keberlangsungan industri hotel dan restoran.
Dari analisisnya Daya beli masyarakat menurun akibat perjudian online.
“Perjudian online mempunyai dampak yang sangat besar. Oleh karena itu, dampaknya sangat luas. Mata rantai yang lebih populer di kalangan menengah ke bawah adalah perjudian online,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta. Dikatakan pada Rabu (20/11/2024).
Ia pun berharap pemerintah serius dalam menghilangkan perjudian online.
Menurut Hariyadi, upaya pemerintah menindak perjudian online sejauh ini belum berhasil.
Ia mencontohkan saat menyaksikan debat gubernur. Namun ada iklan perjudian online di chat line acara tersebut.
Sedangkan untuk penghematan anggaran perjalanan kerja/kantor, Hariyadi mengatakan dampaknya akan dikomunikasikan kepada pelaku bisnis perhotelan.
Ia mengatakan, dalam industri perhotelan terdapat jaring yang luas yang mencakup banyak pihak selain pemilik hotel itu sendiri.
Misalnya saja bermula dari berjualan produk makanan seperti telur, ayam, daging sapi, sayur mayur, dll. Setelah itu juga ada penjual produk seperti sabun, dll.
Dia mengatakan, vendor yang tergabung dalam bisnis hotel akan terkena dampak penghematan tersebut.
Penghematan ekonomi ini terjadi pada awal tahun 2015, saat itu adalah bulan pertama kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo.
Selama tiga bulan pertama kebijakan ini diberlakukan, Januari-Maret, kata Hariyadi hotel segera kosong
“Hotel itu langsung ditinggalkan. dan di area yang terkait dengan restoran juga Makanan penutupnya segera menghilang. Oleh karena itu, hingga akhir periode pemerintah menilai undang-undang tersebut tidak diperlukan. Akhirnya kambuh lagi,” kata Haridi.
Menurut Hariyadi, sebaiknya pemerintah mempertimbangkan anggaran perjalanan sebagai fungsi dibandingkan belanja rutin.
Ia berpendapat bahwa anggaran perjalanan ini juga membantu mendukung wilayah tersebut.
Sebab, pemerintah daerah juga memungut pajak dari hotel dan restoran. Belum lagi peran serta UMKM dalam bisnis ini.
Berikutnya PPN sebesar 12 persen. Ia menilai kenaikan tersebut, meski hanya 1 persen, akan menjadi masalah bagi masyarakat.
Hal ini akan mempengaruhi kelangsungan usaha hotel dan restoran. Pengusaha tersebut disebut telah memberi tahu pemerintah mengenai masalah tersebut.
“Sepertinya semua proyek sudah memberikan peringatan bahwa hal ini akan berdampak buruk pada penjualan,” kata Hariyadi.
Hariyadi pun menganggap tantangan yang dihadapinya adalah pukulan bertiga.
“Daya beli menurun. Ditambah PPN Ditambah pengurangan anggaran Jadi dampaknya tiga kali lipat, kekuatan kita,” kata Hariyadi.
Akibat ketiga tantangan tersebut, mau tidak mau, Hariyadi mengatakan para wirausaha harus memasuki mode bertahan hidup atau dikenal dengan istilah survival mode.
Pengusaha harus mampu mengendalikan biaya. Artinya akan ada penghematan yang signifikan di masa depan.
“Biaya pengelolaannya berbeda-beda. Bisa saja kita tutup dulu pegawai hariannya seperti itu,” jelas Hariyadi.
“Pekerja sebenarnya selalu bepergian. Jika penjualannya bagus, itu berhasil. Kalau tidak, sebaiknya ditutup,” tutupnya, memutus urusan bepergian ke luar negeri.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Penghematan Perjalanan Kementerian/Lembaga Tahun 2024 No. S-1023/MK.02/2024 tanggal 7 Oktober 2024.
SE ditujukan kepada para menteri Kabinet Merah Putih. Jaksa Agung Republik Indonesia Kapolri Indonesia Pimpinan lembaga pemerintah dan lembaga nonkementerian dan kepala sekretariat lembaga negara
Sesuai rekomendasi Ketua Kabinet Indonesia dalam rapat panitia tanggal 23 Oktober 2024 dan 6 November 2024 agar departemen/kantor memberikan kontribusi positif terhadap anggaran tahun anggaran 2024, tulis SE, Senin ( 11/11/2024).
SE tersebut setidaknya memiliki tujuh poin yang untuk pertama kalinya para menteri yang memimpin lembaga tersebut akan diminta meninjau kembali kegiatannya. diperlukan untuk perjalanan dinas pada tahun anggaran 2024, dapat sekaligus dilakukan penghematan DIPA dengan manajemen yang sukses dalam mengimplementasikan proyek di Setiap kementerian/lembaga –
Kedua, untuk biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada angka 1, dihitung penghematan paling sedikit 50 persen dari sisa biaya perjalanan dalam DIPA TA 2024 terhitung sejak tanggal diterbitkannya surat ini.
Ketiga, apakah ada anggaran perjalanan yang harus diselesaikan setelah penghematan ini. Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri/Kepala Departemen dapat meminta penerusan penggunaan kelebihan dana kepada Menteri Keuangan.
Keempat, kebijakan tabungan untuk perjalanan bisnis. Biaya perjalanan bisnis tidak termasuk di lokasi di mana pekerjaan dan aktivitas penting memerlukan perjalanan bisnis. dan biaya perjalanan rutin Termasuk biaya perjalanan guru pertanian, juru bahasa, guru agama, serta biaya perjalanan guru pertanian, juru bahasa, guru agama, serta biaya perjalanan kedutaan/koneksi.
Kelima, instansi/kantor dilarang menggunakan biaya perjalanan yang tidak terkait dengan rehabilitasi dan memasukkannya dalam memorandum ayat IV.A Departemen sebagai tabungan dan untuk mengendalikan penggunaan tabungan sebagaimana dimaksud pada angka 1 pada organisasi/kantor vertikal di Ruang Lingkup Kementerian Lembaga
Keenam, koreksi pencantuman pada halaman pencatatan DIPA VA dilakukan di Kantor Wilayah Kepala Bagian Keuangan.
Kelima, menjamin kebebasan untuk mematuhi pembatasan yang ditetapkan oleh kementerian/lembaga. Kementerian/departemen/lembaga tidak dapat mengajukan permohonan pembayaran biaya perjalanan sebelum adanya perubahan pada Pasal 6.