Laporan reporter geosurvey.co.id Lita Febriani
geosurvey.co.id – Industri kecil dan menengah (UKM) memiliki populasi 4,19 juta unit usaha atau 99,7 persen dari total jumlah badan usaha di Indonesia.
Dengan kuantitas yang begitu banyak, produk yang dihasilkan sungguh unggul.
Guna meningkatkan penempatan produk di pasar internasional, Kementerian Perindustrian memberikan pedoman melalui One Village Product (OVOP).
OVOP merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kapasitas daerah di suatu daerah untuk menghasilkan produk kelas dunia yang menjadi ciri khas daerah tersebut dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Program OVOP diluncurkan pada tahun 2007. Sesuai Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 14 Tahun 2021, Kementerian Perindustrian melakukan penganugerahan penghargaan OVOP setiap dua tahun sekali.
Keputusan akhir OVOP IKM diambil pada tahun 2022.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan, UKM peraih penghargaan OVOP bintang 2 dan bintang 3 tahun 2022 akan dievaluasi kembali untuk melihat kemauan dan komitmennya. berpartisipasi dalam pengembangan lebih lanjut melalui OVOP Go Global.
“Program OVOP Go Global telah kami jalankan sejak tahun 2023 untuk meningkatkan kemampuan para pemenang IKM OVOP bintang 3 dan bintang 2 untuk memasuki pasar global,” kata Reny, Tiongkok (24/10/2024).
Program OVOP Go Global IKM merupakan inisiatif pengembangan dalam program OVOP Kementerian Perindustrian. Keputusan tersebut diambil dengan menilai kemampuan memasuki pasar internasional, minat, komitmen, kesiapan sumber daya dan modal untuk mengikuti pelatihan.
“UKM OVOP dinilai kembali untuk mengetahui apakah mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan pasar, siap memasuki pasar ekspor, dan apakah produknya berpotensi sesuai dengan pasar yang ingin diekspor,” jelas Reni.
Setelah Kementerian Perindustrian menetapkan 75 OVOP IKM pada akhir tahun 2022, dilakukan seleksi kepemimpinan dan survei lapangan, hingga terpilih 10 peserta program OVOP Go Global IKM untuk lima OVOP.
10 IKM peserta OVOP Go Global adalah Kyria Rezeki dan Rendang Riry untuk makanan dan minuman, Tenun Kubang H Ridwan By untuk produk tekstil, Zie Batik dan Pusaka Beruang untuk produk tekstil batik, UD Mawar Art Shop dan Menday Gallery untuk souvenir dan souvenir. produk, serta CV Tanteri, CV Risman Wijaya Keramik dan Usaha Karya Keramik untuk produk tanah liat.
Reni menambahkan, Program OVOP Go Global terdiri dari serangkaian workshop dan pelatihan dengan trainer dan pakar di bidangnya.
Selain itu, bantuan rinci diberikan oleh konsultan sektor untuk setiap item, memfasilitasi masuknya pasar melalui partisipasi dalam pameran internasional, serta perbandingan bisnis.
“Instruktur yang ditugaskan sebagai karyawan OVOP IKM memiliki keterampilan dan pengalaman dengan berjam-jam terbang di setiap produk OVOP. Mereka menjadi contact point bagi peserta yang mengikuti program OVOP Go Global,” jelas Dirjen IKMA.
Konferensi yang diberikan kepada peserta dan sentra IKM meliputi rencana ekspor, promosi produk yang diberikan kepada OVOP IKM dan sentra IKM, program identifikasi dan promosi pelanggan, pemasaran digital, produksi foto dan katalog produk, serta persiapan pameran.
“Program pengembangan IKM melalui OVOP Go Global mencakup empat hal yaitu peningkatan kapasitas, inovasi, penetrasi pasar dan perluasan. Dalam hal pengembangan keterampilan OVOP IKM, Kemenperin terus meningkatkan keterampilan para pelaku IKM melalui bimbingan teknis, pelatihan dan sertifikasi,” kata Reni.
Dari sisi inovasi, UKM OVOP dilatih untuk memperkuat kualitas produk OVOP tanpa meninggalkan kearifan lokal, baik dari produk, cara produksi maupun keterampilan teknis mulai dari kerajinan hingga pengemasan.
Pada tahap memasuki pasar, Ditjen IKMA memberikan pelatihan kepada peserta agar dapat memperkenalkan produk OVOP ke pasar dalam dan luar negeri, baik melalui pasar digital maupun fisik, pameran, serta temu bisnis dan koneksi serta match.
“Pengembangan akses pasar dilakukan dalam dua langkah. Peserta siap berjualan ke luar negeri melalui pelatihan dan pendampingan luar negeri, intelijen pasar, serta misi penjualan atau integrasi dan matchmaking,” ujarnya.