geosurvey.co.id, JAKARTA – Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh. Tugas jantung adalah memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh.
Jadi kita perlu banget tahu tentang kesehatan jantung. Salah satu masalah kesehatan jantung yang patut Anda waspadai adalah kardiomegali.
Kardiomegali adalah pembesaran jantung. Spesialis kardiovaskular Dr Mahayan Jibril Al Farabi menjelaskan kapan harus melaporkan pembesaran jantung.
Katanya saat talk show “Jantung Bengkak” Kementerian Kesehatan.. Dibandingkan piston kita, seharusnya ukuran jantungnya sekitar 50, 50-55 persen.. Kalau lebih dari itu, ukurannya. Hati itu besar.” , Bagaimana cara memperbaikinya”, Senin (21/10/2024).
Lebih lanjut dr Jibril menjelaskan, ada banyak penyebab terjadinya pembesaran jantung. Perluasan ini disebabkan oleh banyak penyakit jantung. Hal ini menyebabkan pompa jantung gagal.
Misalnya saja ada penyakit jantung koroner, kelainan jantung bawaan atau bahkan aritmia. Jadi pembesaran jantung ini akibat dari manifestasi penyakit jantung yang sudah berlangsung lama, jelasnya.
Namun penyebab edema jantung terbanyak di Indonesia adalah penyakit jantung koroner. Hal ini juga terkait dengan masalah katup jantung.
Jika katup jantung bocor dan tidak segera ditutup atau diperbaiki, jantung akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan volume jantung. Proses pembengkakan jantung tidak terjadi secara instan dan membutuhkan waktu yang lama.
Ini bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Lalu apa saja gejala jantung membesar?
Gejala pertama yang harus diperhatikan adalah mudah lelah. “Kalau dia melakukan olah raga yang sedikit berat, maka akan lebih mudah untuk menarik atau mengeluarkan nafasnya,” kata dr Jibril.
Kedua, minum cukup air terkadang bisa menyebabkan sesak napas. Ketiga, seseorang sering mengalami sesak napas saat tidur.
Secara umum, pasien lebih nyaman tidur dengan banyak bantal atau setengah duduk. Pada kondisi di atas, pembesaran jantung seringkali berujung pada gagal jantung.
Kompensasi tubuh membuat jantung lebih sulit memompa darah. Jika jantung tidak memompa dengan baik, darah kembali naik ke paru-paru sehingga menyebabkan sesak napas akibat kelebihan cairan.