Kepala insinyur rudal balistik Korea Utara mengunjungi medan perang Rusia-Ukraina di Donetsk
geosurvey.co.id – Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan mengatakan pada Selasa (22/10/2024) bahwa Kim Jong-sik, wakil direktur pertama Kementerian Industri Militer Korea Utara, mengunjungi lokasi keberadaan KN-23 Rusia. peluncuran roket terjadi pada awal Agustus.
KN-23 diiklankan sebagai “versi Korea Utara” dari rudal Iskander Rusia.
Rudal balistik jarak pendek ini dilaporkan diluncurkan di dekat garis perang Rusia-Ukraina di Donetsk, diiringi puluhan tentara Korea Utara.
“Kim Jong Sik berada di lokasi untuk memberikan instruksi langsung,” kata BM dalam pernyataannya, Selasa.
Kim Jong Sik merupakan salah satu dari tiga pengembang rudal terkemuka Korea Utara dan sebelumnya mendampingi Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un pada KTT Korea Utara September lalu.
Menurut sumber intelijen di NOS, kehadiran Kim Jong Sik di garis depan merupakan bagian dari inisiatif yang dipimpin Kim Jong Un.
Tampaknya Kim ingin mengubah medan perang Rusia-Ukraina menjadi “laboratorium uji” pengembangan rudal mereka, sekaligus membantu Rusia.
“Tujuan utamanya adalah untuk menilai kinerja tempur rudal KN-23 di dunia nyata, untuk memasukkan temuan tersebut ke dalam strategi militer Korea Utara melawan Korea Selatan,” kata laporan itu.
Pemerintah Ukraina menuduh KN-23 Korea Utara mengambil bagian dalam serangan di kota-kota besar, termasuk ibu kota Kiev.
Serangan ini dilaporkan mengakibatkan banyak korban sipil. Kim Jong Sik, Wakil Direktur Pertama Kementerian Industri Militer Korea Utara.
Selain itu, NOS Korea Selatan menerbitkan foto seorang tentara Korea Utara yang diduga beroperasi di garis depan Ukraina.
Dia dipastikan merupakan teknisi rudal Korea Utara yang mendampingi Kim Jong Un saat berkunjung ke pabrik rudal taktis pada Agustus lalu.
Pria yang sama juga difoto bersama seorang tentara Rusia, keduanya mengenakan seragam militer Rusia, di landasan peluncuran KN-23 dekat Donetsk, di garis depan timur Ukraina.
NIS mengungkapkan, foto tersebut diperoleh atas kerja sama dengan layanan khusus Ukraina.
Dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah canggih berdasarkan kecerdasan buatan, badan Korea Selatan tersebut mengonfirmasi bahwa pria dalam foto tersebut adalah teknisi yang sama yang sebelumnya diidentifikasi oleh media pemerintah Korea Utara. Rudal KN-23 produksi Korea Utara (Yonhap) Profil Rudal KN-23
Selain kunjungan Kim Jong Sik ke garis depan, rudal KN-23 sendiri juga menjadi pusat perhatian karena kemampuannya yang canggih.
Dimodelkan setelah rudal Iskander Rusia, KN-23 adalah rudal balistik jarak pendek [SRBM] yang dirancang dengan fitur yang dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal modern dan memberikan serangan yang tepat dan kuat.
Hal ini menjadikannya aset yang kuat dalam strategi militer Korea Utara, terutama jika menyangkut skenario potensi konflik di Semenanjung Korea.
KN-23 mampu mencapai target pada jarak 400 hingga 600 kilometer, menempatkan sebagian besar wilayah Korea Selatan dalam jangkauan operasionalnya.
Jarak ini juga memungkinkan Korea Utara untuk menargetkan lokasi dan kota-kota militer utama, sehingga memberikan pengaruh strategis yang signifikan dalam setiap potensi konflik.
Selain itu, rudal ini dirancang untuk membawa berbagai jenis hulu ledak, termasuk bahan peledak konvensional dan bahkan hulu ledak taktis, dengan hulu ledak maksimum yang dihasilkan hingga 500 kilogram [1.100 pon].
Salah satu fitur rudal yang paling mengkhawatirkan negara-negara Barat adalah kemampuan manuvernya.
Tidak seperti rudal balistik tradisional, yang mengikuti alur yang dapat diprediksi, KN-23 mampu mengubah lintasannya saat terbang.
Hal ini mempersulit sistem pertahanan udara musuh untuk mencegatnya, karena rudal-rudal ini dapat menyesuaikan lintasannya untuk menghindari deteksi dan tindakan pencegahan defensif.
Kemampuan rudal untuk mengubah arah saat melaju dengan kecepatan tinggi (dilaporkan mencapai Mach 6 [kecepatan enam kali kecepatan suara]) hanya meningkatkan efektivitasnya sebagai senjata taktis.
Selain itu, KN-23 diluncurkan dari platform seluler, sehingga mempersulit deteksi dini dan penargetan.
Peluncur bergerak ini memungkinkan Korea Utara untuk mengerahkan rudal dengan cepat dan dengan peringatan minimal, sehingga menambah lapisan ketidakpastian dalam penggunaannya.
Keakuratan rudal ini patut mendapat perhatian.
KN-23 diyakini menggunakan sistem panduan canggih, kemungkinan menggabungkan navigasi satelit dan sensor onboard.
Hal ini memastikan tingkat akurasi yang tinggi dengan estimasi kesalahan melingkar [CEP] hanya beberapa meter.
Akurasi ini berarti rudal dapat mencapai target tertentu dengan kerusakan minimal, yang sangat mengkhawatirkan mengingat potensi penggunaannya di daerah berpenduduk padat.
Dengan mengerahkan dan menguji KN-23 dalam kondisi pertempuran nyata di dekat garis depan Rusia-Ukraina, Korea Utara telah memperoleh data berharga mengenai karakteristiknya dalam kondisi pertempuran.
Hal ini tidak hanya memungkinkan Korea Utara untuk lebih meningkatkan teknologi misilnya, namun juga menjadi pengingat akan kemampuan misilnya yang semakin canggih.
Perkembangan ini, ditambah dengan kehadiran teknisi rudal dan personel militer Korea Utara di garis depan, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan terhadap meningkatnya keterlibatan Korea Utara di zona konflik internasional, sekaligus mengembangkan senjata yang dapat menargetkan Semenanjung Korea dan dapat mengganggu stabilitas di luar Semenanjung Korea. .
(oln/BM/*)