geosurvey.co.id — Di tengah pemberitaan Rusia mengirimkan pasukan dari Republik Demokratik Rakyat Korea atau Korea Utara, tentara dari Asia Timur dilaporkan melarikan diri dari unitnya.
Menurut surat kabar “Ukrainskaya Pravda”, sekitar 18 tentara melarikan diri dari unit mereka di perbatasan Rusia-Ukraina.
Badan intelijen Ukraina mengatakan kepada media di Kiev bahwa mereka dikirim sebagai bagian dari tentara Buryat.
Menurut informasi intelijen, 18 tentara melarikan diri saat mereka dikerahkan di perbatasan wilayah Bryansk dan Kursk Rusia.
“Letaknya sekitar tujuh kilometer dari perbatasan negara dengan Ukraina,” tulis Pravda, Rabu (16 Oktober 2024).
Menurut pemberitaan media, tentara Buryat terdiri dari 3.000 tentara yang dikirim oleh Kim Jong Un.
Intelijen melaporkan bahwa mereka mungkin berpartisipasi dalam pertempuran untuk mengusir pasukan Ukraina di Kursk, khususnya di Suja.
Media LIGA, mengutip badan intelijen Ukraina lainnya, melaporkan bahwa Kremlin akan mengirim pasukannya ke wilayah barat daya Rusia.
Selain kehilangan sejumlah besar peralatan militer ke Ukraina setiap hari, Rusia kini menghadapi kekurangan tenaga kerja pada masa perang dan telah beralih ke pendaftaran wajib dan pembayaran satu kali untuk wajib militer.
Pasukan tersebut memiliki sekitar 3.000 tentara Korea Utara dan saat ini dipersenjatai dengan senjata api dan amunisi.
Pasukan Korea Utara ini mendukung kehadiran Buryat di militer Rusia, yang saat ini merupakan salah satu kelompok yang paling terwakili dalam persentase populasi negara tersebut.
Kremlin berulang kali membantah kehadiran tentara dari Pyongyang. Dmitry Peskov, sekretaris pers Presiden Vladimir Putin, mengatakan Rusia tidak akan mengirim pasukan dari Korea Utara. Menurut Russia Today, Peskov mengatakan laporan itu salah. Konten ini ditingkatkan dengan kecerdasan buatan (AI).