geosurvey.co.id – Isak Endik, miliarder pendiri jaringan fashion populer Mango. Ia meninggal pada Sabtu, 14 Desember 2024 setelah terpeleset dan terjatuh saat panjat tebing bersama kerabatnya di dekat Barcelona, Spanyol.
Isaac Andic, yang meninggal pada usia 71 tahun, dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Spanyol.
Berdasarkan laporan polisi, Andic terjatuh dari tebing gua Montserrat ke jurang sedalam sekitar 150 meter (sekitar 500 kaki).
Keluarganya menelepon layanan darurat sekitar pukul 12.30 waktu setempat, lapor surat kabar Spanyol El Pais. Helikopter dan ambulans diberangkatkan dan dipastikan tewas setibanya di lokasi kejadian.
CEO Mango Tony Ruiz mengungkapkan kesedihannya dalam sebuah pernyataan.
“Dengan sangat menyesal kami mengumumkan meninggalnya Isak Endik secara mendadak, Ketua Non-Eksekutif dan Pendiri Mango.”
Isak Andik lahir di Turki, pindah ke Catalonia pada tahun 1960 dan mendirikan Mango pada tahun 1984. Royal Business Career Achievement Awards (IESE) 2024 akan diadakan di Barcelona, Catalonia, Spanyol. (Gambar Getty)
Di bawah kepemimpinannya, perusahaan ini memiliki sekitar 2.800 toko di seluruh dunia dan diperkirakan akan memperoleh pendapatan sebesar €3,1 miliar (sekitar $3,26 miliar) pada tahun 2023.
Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai $4,5 miliar. Ia dianggap sebagai orang terkaya di wilayah tersebut dan salah satu orang terkaya di Spanyol.
Salvador Ila, kepala pemerintahan regional Catalan, memuji Andic sebagai tokoh penting dalam industri fesyen dan berkata: “Dia telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di Catalonia dan industri fesyen global.”
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez memposting pesan di X untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Andic.
“Kecintaan dan pengakuan saya atas karya hebat dan visi bisnisnya telah menjadikan perusahaan Spanyol ini pemimpin dalam dunia mode,” tulis Sanchez.
Mango, seperti kompetitornya Inditex (alias Zara), mampu cepat beradaptasi dengan tren fashion dengan tetap menjaga harga terjangkau.
Mango sebagian besar melakukan outsourcing produksi ke wilayah berbiaya rendah di Turki dan Asia, beroperasi di bawah satu merek dan tidak memiliki pabrik sendiri.
Sumber: Russia Today