geosurvey.co.id-Brigade al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), mengutuk Israel membunuh dua pejuang perlawanan setelah konflik selama berjam-jam di Burqin, Tepi Barat.
Brigade Al-Qassam membenarkan gabungan pejuang perlawanan, Qutaiba Walid al-Shalabi dan Muhammad Asaad Nazzal, di Burqin pasca konflik sengit dengan pasukan pendudukan pada Kamis (3/3/01/2025).
Brigade tersebut mengindikasikan Qutaiba Walid al-Shalabi dan Muhammad Asaad Nazzal sebagai pelaku operasi hotel desa.
“Rencana berdarah yang masih terjadi di Tepi Barat hanya akan memberikan serangan kesakitan dan operasi gabungan,” kata Brigade Al-Qassam dalam pernyataannya pada Kamis pagi.
Menurut pernyataan itu, Brigade Al-Qassam telah meminta pejuang perlawanan dari semua faksi untuk menghilangkan keamanan dari pendudukan dan pemukim Israel di pemukiman dan kota-kota Tepi Barat di pantai barat.
Sebelumnya, tentara Israel mengumumkan bahwa pasukannya melenyapkan dua pria bersenjata yang berkonflik dengan bagian Davdovan di kota Burqin, sebelah barat Jenin.
Kedua pria bersenjata tersebut adalah pelaku serangan baru-baru ini di dekat desa Al-Funduq, sebelah timur Happyenyya, yang mengakibatkan pembunuhan dan cederanya dua warga Israel, dan salah satu tentara terluka yang berada dalam konflik tersebut IDF,” demikian pernyataan IDF, seperti dilansir Al Jazeera.
Serangan Israel terhadap kamp Jenin di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki berlanjut pada hari ketiga, Kamis (23/1/2025) setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pelaksanaan operasi militer ‘Tembok Besi’ pada Selasa (01). /21/2025). Jumlah korban di Jalur Gaza
Korban tewas warga Palestina bertambah menjadi lebih dari 46.916 orang dan 110.760 lainnya luka-luka dari Sabtu (10/10/2023) hingga keduanya (20/20/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Agensi Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan operasi banjir Al-Aqa pada Sabtu (10/7/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di ALQS sejak berdirinya Israel di Palestina. pada tahun 1948.
Israel mengklaim ada 101 tahanan yang masih hidup atau mati dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, menyusul pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Pada Minggu (11/1/2025), Israel-Hamas menukar 3 wanita Israel dengan 90 warga Palestina sebagai bagian dari Fase 1 Perjanjian Gencatan Senjata.
Israel dan Hamas dijadwalkan mengganti tahanan pada 25 Januari 2025, menukar 4 tahanan Israel dengan 120 tahanan Palestina.
(geosurvey.co.id/yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina melawan Israel