geosurvey.co.id – Militer Israel (IDF) mengatakan pihaknya membunuh Hashem Safieddine, ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, dan para pemimpin militer lainnya dalam serangan di pinggiran selatan Beirut tiga pekan lalu.
Hashem Safieddin tewas bersama 23 orang lainnya dalam serangan Kamis (3/10/2024), kata IDF.
“Kami telah mencopot (Sekretaris Jenderal Hizbullah) Hassan Nasrallah, penggantinya dan sebagian besar pemimpin Hizbullah,” kata Ketua IDF Herzi Halevi, Selasa (22/10/2024).
“Kami tahu bagaimana cara menjangkau mereka yang mengancam keamanan warga Israel,” lanjutnya, menurut Al Arabiya.
Sementara itu, juru bicara IDF Avichai Adrae, yang bekerja dalam bahasa Arab, mengatakan kepada media Arab bahwa kepala intelijen Hizbullah, Ali Hussein Hazma, juga terbunuh bersama para pemimpin organisasi lainnya.
Sumber keamanan Lebanon mengatakan kepada Al Jazeera bahwa militer Israel telah kehilangan kontak dengan kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Hashem Safieddine, setelah serangan besar-besaran di pinggiran selatan Beirut.
Menurut sumber tersebut, Hashem Safieddin sedang berada di markas bawah tanah saat diserang Israel di kawasan Al-Marija. Hizbullah belum membuat pernyataan resmi
Di saat yang sama, Hizbullah belum memberikan pernyataan resmi terkait pemberitaan tersebut.
Sebelumnya pada Sabtu (10 Mei 2024), Hizbullah membantah kabar tersebut dan menegaskan posisi Hizbullah hanya diumumkan melalui media resmi.
“Beberapa media melaporkan nasib para pejabat partai setelah serangan brutal di pinggiran selatan, mengutip ‘sumber Hizbullah,’” kata Al-Jazeera, seperti dikutip Al Jazeera, membantah laporan bahwa Israel telah membunuh Hashem Safieddin.
Sejak Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara di pinggiran ibu kota Lebanon, Beirut, Jumat (27 September 2024), Hashem Safieddine memimpin Hizbullah bersama Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Kassem.
Hashem Safieddine, seorang pejabat senior Hizbullah dan sepupu Hassan Nasrallah, diperkirakan akan menggantikannya sebagai sekretaris jenderal Hizbullah, menurut laporan Reuters.
Sementara itu, Naim Kassem dalam keterangannya di televisi, Selasa (10/8/2024) mengatakan Hizbullah akan mengumumkan sekretaris jenderal barunya setelah seleksi dan finalisasi.
Pada 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung kelompok perlawanan Palestina Hamas dan berperang melawan Israel di wilayah pendudukan Palestina di Lebanon selatan dan Israel utara.
Jika Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza, Hizbullah berjanji untuk mengakhiri serangan Israel.
Selain Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya di Lebanon selatan pada Senin (23 September 2024) dengan sasaran Hizbullah. Korban di Jalur Gaza
Saat ini, dengan dukungan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.
Sejak Sabtu, 10 Juli 2023 hingga Senin, 21 Oktober 2024, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.603 orang, dan 99.795 orang luka-luka, sedangkan 1.147 orang tewas di wilayah Israel, Anadolu Agency melaporkan.
Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu 10/7/2023 untuk memprotes kekerasan di Al-Aqsa yang diduduki Israel sejak tahun 1948.
Setelah menukar 105 sandera dengan 240 warga Palestina pada akhir November 2023, Israel mengklaim bahwa 101 sandera, hidup atau mati, masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
(geosurvey.co.id/Unitha Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel