geosurvey.co.id – Tentara Israel kembali mengebom bangunan tempat tinggal di Beit Lahiya, Gaza, setelah menewaskan 93 orang dalam satu serangan.
Serangan Israel terbaru menghantam beberapa rumah keluarga Al Louh, menurut Pertahanan Sipil Palestina di Gaza.
Serangan itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 19 warga Palestina, Al Jazeera melaporkan.
Serangan itu terjadi kurang dari sehari setelah tentara Israel mengebom sebuah rumah berlantai lima milik keluarga Abu Nasr di Beit Lahiya, menewaskan sedikitnya 93 orang dan melukai banyak lainnya.
Badan bantuan PBB (OCHA) mengatakan serangan terhadap rumah Abu Nasr adalah satu dari tujuh “orang yang terbunuh” di Gaza pekan lalu.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 25 anak termasuk di antara korban tewas.
Militer Israel mengatakan mereka sedang menyelidiki laporan serangan itu.
Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) mengatakan mereka “marah” dengan pemboman tersebut.
OHCHR menyebutnya sebagai salah satu serangan terburuk di Gaza dalam hampir tiga bulan terakhir.
Meningkatnya serangan udara dan darat Israel di Beit Lahiya terjadi ketika serangan di Gaza utara memasuki hari ke-26.
Tentara Israel mengatakan pihaknya melakukan serangan itu untuk mencegah pejuang Hamas berkumpul kembali di utara.
Meski pada awal tahun ini mereka menyatakan telah menghancurkan kelompok Palestina – yang menguasai Gaza – di wilayah tersebut.
Menurut Pertahanan Sipil Palestina, lebih dari 100.000 orang masih terjebak di utara tanpa makanan dan air dan banyak lainnya terkubur di reruntuhan bangunan yang dibom.
Tim penyelamat tidak dapat menghubunginya karena serangan dan serangan Israel yang terus berlanjut.
Foto-foto penyerangan Israel ke rumah Abu Nasr pada Selasa (29/10/2024) besok, yang diperoleh Al Jazeera, memperlihatkan seorang pria Palestina berlumuran debu tertangkap di bawah pagar beton dan baja.
Orang-orang mencoba merobohkan tembok dengan kapak untuk membebaskannya.
Di luar rumah, mayat terbungkus selimut tergeletak di tanah.
Dikutip CNBC, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya jumlah orang yang terlibat.
Gedung Putih menyebut insiden tersebut sebagai “insiden mengerikan dengan konsekuensi yang mengerikan.”
AS menghubungi pemerintah Israel untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kejadian ini, apalagi banyak korbannya adalah anak-anak.
Selain itu, Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyatakan keterkejutannya dan menyerukan penyelidikan yang cepat dan transparan.
Perang Israel selama setahun telah menewaskan sedikitnya 43.061 warga Palestina di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut para pejabat Palestina.
(geosurvey.co.id, Andari Wulan Nugrahani)