geosurvey.co.id – Israel akhirnya mengizinkan 50 truk bantuan yang membawa makanan, air, dan pasokan medis memasuki Gaza utara, setelah AS mengeluarkan ultimatum.
Dalam sebuah postingan di
“IDF melalui koordinasi operasi pemerintah di kawasan (COGAT) akan terus bertindak sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional untuk memudahkan dan memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata IDF, pada Rabu (16/10). /2024).
Sehari sebelumnya, pihak berwenang AS mengirim surat kepada pemerintah Israel yang memberi Israel waktu 30 hari untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
Jika tidak, Israel akan berisiko kehilangan bantuan militer.
Namun, 50 truk bantuan yang masuk sepertinya masih jauh dari cukup. Truk bantuan memasuki Gaza utara, 16 Oktober 2024 (IDF)
Juru bicara Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan kepada ITV News bahwa bantuan yang datang cukup untuk memberikan masing-masing sekantong tepung terigu kepada 9.000 keluarga.
“Jumlah ini masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Sumber di lapangan membenarkan bahwa bantuan tersebut belum sampai ke kamp pengungsi Jabaliya, tempat banyak warga Palestina saat ini mencari suaka.
Akhir pekan lalu, Program Pangan Dunia PBB memperingatkan bahwa operasi militer Israel mempunyai “efek buruk” terhadap ketahanan pangan Palestina.
Ultimatum AS
Dalam surat yang dikirimkan kepada pemerintah Israel, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan bahwa tindakan Israel, termasuk menghentikan hampir 90% lalu lintas kemanusiaan antara Gaza utara dan selatan pada bulan September, turut memperburuk kondisi di wilayah tersebut.
Meski ancaman penarikan bantuan militer tidak disampaikan secara spesifik, namun dalam surat tersebut disebutkan bahwa AS patut menghargai komitmen Israel untuk tidak menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan AS agar dapat terus memberikan pendanaan militer.
“Surat itu tidak dimaksudkan sebagai ancaman,” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.
“Sederhananya, maksud surat ini adalah untuk menegaskan kembali rasa urgensi yang kami rasakan dan keseriusan yang kami rasakan mengenai perlunya peningkatan bantuan kemanusiaan secara dramatis.”
Sebagai bagian dari serangkaian tuntutan AS, surat tersebut menyatakan bahwa Israel harus mengizinkan 350 truk memasuki Gaza setiap hari melalui empat penyeberangan utama di perbatasan Mesir, dan membuka penyeberangan kelima.
Surat tersebut juga menyatakan bahwa Israel harus menerapkan jeda kemanusiaan dalam perang untuk memungkinkan distribusi bantuan dan kegiatan seperti vaksinasi setidaknya selama empat bulan ke depan.
Serangan baru-baru ini terhadap patroli penjaga perdamaian UNIFIL di dekat desa Mais al-Jabal, di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dengan Israel, 26 Agustus 2020. (Mahmoud Ziyat/AFP)
Sementara itu di Lebanon, misi penjaga perdamaian PBB mengatakan pasukan Israel menembaki menara pengawas mereka.
“Sekali lagi kami melihat tembakan langsung dan tampaknya terarah terhadap posisi UNIFIL,” kata misi penjaga perdamaian, yang dikenal sebagai UNIFIL, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
“Pagi ini pasukan penjaga perdamaian di posisi dekat Kfar Kila melihat penembakan tank IDF Merkava di menara pengawas mereka. Dua kamera hancur, dan menaranya rusak,” kata UNIFIL, seperti dikutip Al Arabiya.
“Kami mengingatkan IDF dan semua aktor akan tugas mereka untuk memastikan keselamatan personel PBB dan properti mereka serta menghormati integritas properti PBB setiap saat,” tambah misi penjaga perdamaian tersebut.
(geosurvey.co.id, Tiara Shelavie)