geosurvey.co.id, JAKARTA – Jawa Tengah dikenal sebagai “gudang” atau penghasil suara terbesar PDI Perjuangan (PDIP) dalam pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres).
Namun kegagalan Pilkada di Jawa Tengah tahun 2024. membuat Ketua Umum Partai Demokrat Progresif PDIP Dedi Sitorusa mendeklarasikan Jawa Tengah bukan lagi bullpen, melainkan pesta kesejahteraan (banso) dan pesta parkok atau coklat.
Diketahui, Partai “Cokelat” diduga mengirimkan polisi untuk memilih pada Pilkada Serentak 2024.
“Mulai hari ini kita tidak bisa lagi menyebut Jateng sebagai bullpen. Tapi bantuan sosial dan stabilitas parkok (pesta coklat) – kata Ketua DPP PDI-P Dedi Sitorus di PDI-P Jakarta, Kamis (28/11/28) di kantor DPP katanya.
“Dengan demikian, Jateng bukan lagi disebut kandang sapi, tapi bansos dan pagar taman,” ujarnya.
Rocky Gerung, komentator politik, bereaksi terhadap pernyataan Dedi Sitorus.
Rocky Gerung menilai pernyataan Dedi merupakan wujud kemarahan PDIP, apalagi dengan adanya Pilkada Serentak 2024.
“(Kemerosotan) ini terutama karena keterlibatan aparat. PDIP berhak mengadukan kejadian-kejadian yang menunjukkan PDIP dimanipulasi. Siapa? Ya, mereka dimanipulasi oleh Jokowi. Melalui apa?”? pejabat di posisi Jokava,” kata saluran tersebut mengutip pernyataannya. YouTube Resmi Rocky Gerung, Senin (12/02/2024).
Gerung menilai, protes Dedi seharusnya memberi penilaian.
“Tetapi sekali lagi, kami ingin memastikan bahwa persiapan kita menuju Indonesia emas harus dimulai dari institusi politik yang benar-benar rasional,” ujarnya.
Ia menilai keterlibatan polisi dalam pilkada di mana Joko adalah seorang perempuan merupakan permasalahan yang sangat serius yang perlu diusut.
“Jangan selalu dijadikan isu politik, seperti misalnya pada pilkada atau pemilu mendatang. Pada akhirnya, polisi adalah institusi publik, dan harus tetap netral dan tidak boleh terlibat dalam ranah politik,” kata Grohn.
Gerung menilai kemenangan PDIP di beberapa provinsi dan kota yang ditunjukkan di Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa bullpen telah dipindahkan ke Jakarta.
“Ini juga menjadi pertanda bahwa kemenangan atau kekuatan Partai Rakyat Demokratik semakin awet, meski dikejar, diganggu, dilecehkan, dipermainkan, atau disingkirkan oleh mantan kader Jokowi. Jadi intinya adalah apakah Jokowi masih bisa menggunakan pasokan listriknya untuk peralatan yang bermasalah tersebut.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP juga menyampaikan keprihatinannya terhadap Pilkada di Jawa Tengah 2024.
Megawati mengaku sangat mengenal daerah tersebut karena pernah tiga kali terpilih menjadi Wakil DPR Jawa Tengah.
“Jawa Tengah bukan sekedar ‘gudang’ tapi sarang gagasan nasionalisme dan patriotisme,” ujar PDIP Megawati dikutip YouTube, Rabu (27 November 2024).
Ia menilai, jika pilkada terselenggara secara jujur dan adil, maka energi dan tindakan masyarakat, simpatisan, dan kader demokrasi radikal tidak akan ada bandingannya.
“Tetapi ketika segala sesuatu dapat dimobilisasi dengan kekuatan, disitulah terdapat keheningan.”