geosurvey.co.id – Apakah kurikulum mandiri memberikan ruang untuk mengembangkan minat dan bakat siswa? Lihat contoh respon Platform Merdeka Mengajar (PMM) berikut ini.
Guru akan menemukan pertanyaan di atas ketika menjawab pertanyaan tentang PMM.
Jawaban soal-soal PMM pada artikel ini hanya dimaksudkan sebagai pedoman bagi guru-guru yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal tersebut pada PMM. Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi pengembangan minat dan bakat peserta didik melalui…
Menjawab:
Kurikulum mandiri memberikan ruang untuk mengembangkan minat dan bakat siswa melalui pendekatan yang lebih fleksibel dan kontekstual, antara lain:
Proyek Pembelajaran: Siswa dapat memilih proyek yang sesuai dengan minat mereka.
Kegiatan Ekstrakurikuler: Sekolah menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendorong pengembangan bakat, seperti mata pelajaran seni, olah raga dan sains bagi siswa.
Pembelajaran berbasis masalah: Siswa ditantang untuk memecahkan masalah dunia nyata yang relevan dengan minatnya. Pilihan Pembelajaran: Siswa dapat memilih materi dan aktivitas yang sesuai dengan minatnya, sehingga memungkinkan mereka mempelajari lebih dalam bidang minatnya. Proyek Kreatif: Libatkan siswa dalam proyek yang memungkinkan eksplorasi kreatif dan penerapan pengetahuan dalam konteks dunia nyata. Pembelajaran berbasis kompetensi: Berfokus pada pengembangan keterampilan dan kompetensi yang relevan dengan minat dan bakat setiap siswa. Kolaborasi dan Keterlibatan: Mendorong kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Penilaian Berbeda: Gunakan metode penilaian berbeda yang memungkinkan siswa menunjukkan bakat dan keterampilan mereka dengan cara berbeda.
*) Disclaimer : Jawaban di atas hanya dijadikan contoh apabila Bapak/Ibu. Guru/Kepala Sekolah menghadapi pertanyaan serupa di platform Merdeka Mengajar. Tuan/Nyonya. Guru/Direktur dapat menjawab pertanyaan serupa dengan jawaban sesuai kondisi masing-masing.
(geosurvey.co.id/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait mobilisasi pelatihan guru