geosurvey.co.id – Jenderal TNI (Purn) Dokter Haji atau Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.I.P., M.A. adalah purnawirawan perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD) dan mantan Kepala Staf Umum Kepresidenan.
Jabatan terakhir Moeldoko di TNI AD adalah Panglima TNI.
Jenderal bintang 4 ini tercatat sebagai Panglima TNI pada tahun 2013 hingga 2015.
Semasa bertugas di TNI, Moeldoko juga pernah menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat atau KSAD.
Jenderal Moeldoko resmi pensiun sebagai Pati TNI pada tahun 2015.
Setelah pensiun dari TNI, Moeldoko disibukkan dengan jabatannya sebagai Kepala Staf Umum Kepresidenan pada masa presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi).
Terdaftar sebagai Kepala Staf Umum Kepresidenan pada tahun 2018 hingga 2024. Jenderal TNI (purnawirawan) Dr. H. Moeldoko, S.I.P., M.A. (SUMSEL TRIBUM/M AWALUDDIN FAJRI)
Nama Moeldoko menjadi sorotan publik karena upayanya memanggul kepemimpinan Partai Demokrat pada 2021.
Saat itu, beberapa orang yang mewakili kader Demokrat menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang untuk menentukan hasil Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat periode 2021-2025. kehidupan pribadi
Moeldoko lahir di Pesing, Purwosari, Kediri, Jawa Timur, pada 8 Juli 1957.
Ia memiliki seorang istri bernama Koesni Harningsih Nasution.
Moeldoko dan Koesni dikaruniai 2 orang anak bernama Joanina Rachma dan Randy Bimantoro.
Moeldoko merupakan anak terakhir dari 12 bersaudara.
Ayahnya bernama Moestaman, sedangkan ibunya bernama Masfuah. Pendidikan
Jenderal Moeldoko lulus dari Akademi Militer Indonesia pada tahun 1981.
Di Akabri, Moledoko juga menorehkan prestasi gemilang, dimana ia berhasil menyusul Adhi Makayasa yang juga dikenal sebagai lulusan Akabri terbaik di kelasnya.
Semasa sekolah dasar dan menengah, Moeldoko mengenyam pendidikan di SDN Juntok 1, Kediri, SMP Negeri Papar, Kediri dan Sekolah Menengah Pertanian (SMPP) Jombang, 1977.
Moeldoko sendiri berhasil memperoleh gelar doktor dari Fakultas Administrasi Publik Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2014.
Nama lengkap dan gelar beliau adalah Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.I.P., M.A. Karier profesional
Jenderal Moeldoko pernah berkarir di militer Indonesia.
Ia pernah menduduki beberapa posisi strategis di militer Indonesia.
Moeldoko tercatat pernah menjabat sebagai Danton Linud Yonif 700/BS Kodam. PAM IK/JS.
Selain itu juga pernah menduduki jabatan seperti Komandan Yonif 201/Jaya Yudha (1995), Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat (1996), Sespri Wakasad (1998), Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad, Komandan Brigif – 1/Jaya Sakti (1999), Asops Kasdam VI/Tanjungpura, Dirbindiklat Pussenif dan Panglima Rindam VI/Tanjungpura (2005).
Karir Moeldoko semakin sukses setelah ia diangkat menjadi Komandan Korem 141/Toddopuli Watampone pada tahun 2006.
Pada tahun 2007, Jenderal Kediri ini dimutasi menjadi Kepala Staf Bidang Perekonomian. Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.I.P., M.A. dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berjabat tangan di sela-sela sidang kabinet paripurna yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan. Jakarta, Senin (26/2/2024). (BIRO PERS SETPRES/HO)
Moeldoko kemudian diangkat menjadi Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD pada tahun 2008.
Pada tahun yang sama, ia dipercaya mengisi posisi Kasdam Jaya.
Pada tahun 2010, Moeldoko dipromosikan menjadi Mayor Jenderal dan diangkat menjadi Komandan Divisi Infanteri/Kostrad 1.
Tahun ini ia juga dipercaya mengemban tugas Komandan Kodam XII/Tanjungpura.
Tak lama kemudian, Moeldoko dimutasi menjadi Panglima Kodam III/Siliwangi pada tahun 2010.
Pada 2011, alumnus Akademi Militer angkatan 1981 ini dipercaya menduduki jabatan Wakil Gubernur Lemhannas.
Moeldoko kemudian dimutasi sebagai wakil Kasad pada tahun 2013.
Puncak karir Moeldoko sebagai prajurit TNI mencapai puncaknya dengan mendapat pangkat Jenderal bintang 4 pada tahun 2013.
Saat itu, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal TNI (purn) Pramono Edhi Wibowo.
Pada tahun 2013, Moeldoko juga dipercaya menduduki jabatan Panglima TNI. Kontroversi
Jenderal Moeldoko beberapa kali melontarkan kontroversi yang menyedot perhatian publik.
Pada tahun 2014, saat menjabat Panglima TNI, Moeldoko kedapatan mengenakan jam tangan seharga Rp 1 miliar.
Hal itu diketahui salah satu media Singapura yang memberitakan pada masa pemerintahan Moeldoko.
Namun Moeldoko kemudian membantah bahwa jam tangannya palsu alias palsu dengan harga Rp 4,7 juta.
Kontroversi lainnya, Moeldoko pernah mengukir sejarah di militer Indonesia dengan menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat untuk masa jabatan paling singkat yakni tiga bulan.
Terakhir, kontroversi Moeldoko yang paling menyita perhatian publik adalah dirinya dituding melakukan kudeta terhadap Partai Demokrat pada 2021.
KLB Deli Serdang menunjuk Moeldoko sebagai Presiden Partai Demokrat periode 2021-2025.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lantas menegaskan KLB tidak sah.
Pemerintah juga menolak permintaan pengesahan kepengurusan Partai Demokrat yang diajukan kubu Moeldoko.
Bahkan PTUN Jakarta dan Mahkamah Agung (MA) menolak kepengurusan Partai Demokrat yang dihadirkan kubu Moeldoko. Bisa
Moeldoko tercatat memiliki total harta sebesar Rp 53 miliar.
Harta kekayaannya tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK yang dilaporkan pada 18 Maret 2024.
Berikut daftar lengkap rincian harta kekayaan Moeldoko.
I. DATA PROPERTI
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 36.090.000.000
1. Tanah Luas 27995 m2 di KABUPATEN/KOTA BOGOR, HASIL SENDIRI Rp. 1.500.000.000
2. Tanah dan Bangunan Luas 250 m2/180 m2 di KABUPATEN/KOTA JAKARTA TIMUR, PRODUK SENDIRI Rp. 4.000.000.000
3. Tanah dan Bangunan Luas 585 m2/600 m2 di KABUPATEN/KOTA JAKARTA TIMUR, PRODUK SENDIRI Rp. 7.500.000.000
4. Tanah Luas 1531 m2 di KABUPATEN/KOTA PASURUAN, PRODUK SENDIRI Rp. 520.000.000
5. Tanah 5800 m2 di KABUPATEN/KOTA PASURUAN, PRODUK SENDIRI Rp. 920.000.000
6. Tanah Luas 1554 m2 di KABUPATEN/KOTA PASURUAN, PRODUK SENDIRI Rp. 400.000.000
7. Tanah dan Bangunan Luas 115 m2/85 m2 di KABUPATEN/KOTA PASURUAN, PRODUK SENDIRI Rp. 1.200.000.000
8. Tanah 118 m2 KABUPATEN/KOTA PASURUAN, PRODUK SENDIRI Rp. 1.000.000.000
9. Tanah 215 m2 KABUPATEN/KOTA PASURUAN, PRODUK SENDIRI Rp. 550.000.000
10. Tanah dan Bangunan Luas 115 m2/85 m2 di KABUPATEN/KOTA PASURUAN, PRODUK SENDIRI Rp. 1.500.000.000
11. Tanah dan Bangunan Luas 775 m2/775 m2 di KABUPATEN/KOTA SURABAYA, PRODUK SENDIRI Rp. 17.000.000.000
B. PERALATAN DAN MESIN TRANSPORTASI Rp. —-
C. ASET LAINNYA FURNITURE Rp. 275.000.000
D. NILAI Rp. —-
E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 11.115.583.579
F. SIFAT LAINNYA Rp. 5.607.500.000
Jumlahnya Rp. 53.088.083.579
II. HUTANG Rp. —-
AKU AKU AKU. JUMLAH KEKAYAAN (I-III) Rp. 53.088.083.579
(geosurvey.co.id/Rakli Almughni)