geosurvey.co.id – Juventus tetap menjadi satu-satunya tim yang belum meraih kemenangan di pekan ke-10 Liga Serie A Italia musim ini.
Namun, Juventus kini kembali turun ke peringkat enam. Pasukan Thiago Motta tertinggal tujuh poin dari pemimpin liga Napoli.
Dari 10 pertandingan yang dimainkan, Juventus menang 4 kali dan seri 6 kali.
Padahal, Juventus mengawali musim ini dengan hasil bagus. Mereka pun merasakan dinginnya puncak klasemen.
Orang tua itu menang melawan Como, Hellas Verona. Mereka bahkan tampil bagus di Liga Champions dengan mengalahkan PSV dan RB Leipzig.
Juventus tidak hanya solid dalam bertahan, namun juga menciptakan banyak peluang mencetak gol, termasuk pengenalan brilian dari Samuel Mbangula dan Nicolò Savona, yang langsung mencetak gol.
Namun, seiring berjalannya waktu, perjuangan Thiago Motta semakin terlihat, seperti yang terlihat dalam beberapa pertandingan terakhir.
Setidaknya ada tiga persoalan utama yang harus diselesaikan Motta sebelum akhir tahun.
1. Pertahanan itu penting
Pertahanan Juventus menjadi titik lemah pasca cederanya Gleison Bremer yang mengalami cedera lutut.
Juventus hanya mencetak satu gol dalam tujuh pertandingan sebelum cedera, namun sejak itu mereka kebobolan sepuluh gol dalam enam pertandingan terakhirnya di berbagai kompetisi.
Thiago Motta perlu mencari solusi, setidaknya hingga jendela transfer Januari dibuka, di mana direktur olahraga Juventus Cristiano Giuntoli kemungkinan besar akan mencari kiper baru.
Dalam tiga pertandingan terakhir, pemain veteran asal Brasil Danilo telah menjadi starter tetapi kesulitan, mendapat dua penalti dan satu kartu merah.
Mantan kapten tim Federico Gatti tidak dimasukkan dalam skuad karena cedera ringan, sementara Pierre Kalulu, yang tampil bagus saat Bremer absen, gagal melawan Stuttgart dan Inter.
Motta harus fokus meningkatkan pertahanan secara kolektif untuk mengatasi keterbatasan tersebut.
2. Kesulitan di lini tengah
Lini tengah Juventus mengandalkan Teun Koopmeiners, Weston McKennie, dan Manuel Locatelli.
Locatelli kini menjadi gelandang bertahan yang bisa diandalkan, serupa dengan peran Remo Freuler saat Motta melatih Bologna.
Namun, ada masalah dengan cedera Douglas Luiz dan penampilan Koopmeiners yang tidak konsisten.
Gelandang asal Belanda ini kerap kesulitan menemukan ritme permainannya, meski dalam kondisi fit.
Koopmeiners yang kerap bertukar tempat dengan Kenan Yildiz sesekali bergerak ke sayap kiri, namun kontribusinya terhadap gawang masih minim.
Thiago Motta harus menemukan posisi dan peran paling efektif untuk para Koopmeiners, apalagi cederanya pemain lain membuat kedalaman lini tengah Juventus berkurang.
3. Vlahovic terisolasi
Sejak Arkadiusz Milik absen lama karena operasi, Dusan Vlahovic menjadi satu-satunya penyerang utama Juventus.
Meski sudah mencetak 8 gol dalam 13 pertandingan, Vlahovic masih sering dikritik jika Juventus tidak menang atau mencetak gol.
Thiago Motta jarang mendapat pemain pengganti di lini depan, hanya Mbangula, Timothy Weah, dan Vasilije Adžić yang masuk dari bangku cadangan saat Vlahovic ditarik keluar.
Terbatasnya opsi menyerang membuat Motta kesulitan menyusun strategi alternatif, sementara performa Vlahovic menurun.
Kenan Yildiz mungkin bisa menjadi jawabannya, namun rotasi terbatas ini menunjukkan bahwa dibutuhkan lebih banyak pemain di bursa transfer Januari.
Meski Juventus masih belum pernah menang di Serie A, Motta menghadapi tantangan serius di lini pertahanan, lini tengah, dan serangan.
Bursa transfer Januari bisa menjadi peluang besar untuk memperbaiki kekurangan tim.
Namun sebelum saat itu tiba, Motta perlu memaksimalkan skuad yang ada dan mencari solusi yang bisa membuat Juventus tetap kompetitif dalam perebutan gelar.
(geosurvey.co.id/Tio)