geosurvey.co.id – Kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris mengakui kekalahan dari calon presiden dari Partai Republik Donald Trump pada Selasa (11 Mei 2024).
Kamala Harris yang menjabat sebagai wakil presiden mendesak para pendukungnya untuk menerima hasil pemilu presiden AS dan peralihan kekuasaan secara damai dari Partai Demokrat ke Partai Republik.
“Anda mungkin merasa sedih dan frustrasi, tapi ketahuilah bahwa semuanya akan baik-baik saja,” ujarnya kepada penggemar di Howard University, Rabu malam (11 Juni 2024).
Ia juga menegaskan akan terus berjuang agar Amerika menjadi lebih baik dan fokus ke masa depan.
“Meskipun saya menerima kekalahan dalam pemilu ini, saya tidak menerima kekalahan dalam perjuangan yang berujung pada perang ini,” kata Kamala Harris, suaranya tercekat.
Ia melanjutkan: “Dengarkan saya: Cahaya janji Amerika akan selalu bersinar selama kita tidak menyerah.”
Ia menekankan visi dan misi warga Amerika untuk setia pada konstitusi dan menerima hasil pemilu presiden.
“Di negara kami, kami berutang kesetiaan kepada presiden atau partai, tetapi kepada konstitusi Amerika,” kata Kamala Harris, dikutip AP News.
Kamala Harris pun meminta para penggemarnya untuk terus bekerja keras mempersiapkan masa depan Amerika.
“Inilah waktunya untuk berorganisasi, berkumpul dan berdiri bersama demi kebebasan dan keadilan, dan masa depan yang kita semua tahu bisa kita bangun bersama,” ujarnya.
Donald Trump memiliki 295 electoral vote sedangkan Kamala Harris memiliki 226 electoral vote jika hasil pertama pemilu presiden AS 2024 dihitung.
Para pemilih akan menggunakan suaranya dan mewakili negara bagiannya dalam memilih calon presiden dan wakil presiden dalam pertemuan Electoral College yang akan diadakan pada pertengahan Desember.
Calon presiden dan wakil presiden harus memperoleh 270 suara elektoral dari total 538 suara elektoral di Electoral College untuk bisa menang secara resmi sesuai Konstitusi Amerika Serikat.
Sebagai wakil presiden saat ini, Kamala Harris akan memainkan peran yang dia mainkan sebagai presiden Senat selama kesaksian kemenangan Donald Trump pada pelantikannya pada bulan Januari, The Guardian melaporkan.
(geosurvey.co.id/Yunita Rahmayanti)