geosurvey.co.id, Jakarta – Direktur Hubungan Masyarakat di Metro di Jakarti Timur, mengatakan bahwa AK Lina Yuliana, dugaan masalah penganiayaan yang menyatakan bahwa pelatih presiden yang melakukan surat -surat pertama GSH terhadap karyawan pergi ke tahap penyelidikan.
Penyelidik menemukan unsur kriminal yang dilakukan oleh GSH.
“Kasus ini mengingatkan kita pada tahap investigasi,” katanya ketika dia menelepon pada hari Minggu (15.12.2024).
“Sudah (investigasi), pada hari Sabtu,” lanjut Lina.
Diketahui bahwa kecelakaan itu terjadi pada hari Kamis (17.10.2024) dan dilaporkan pada hari berikutnya.
Mengenai hal ini, Lina mengatakan bahwa penyelidik membutuhkan waktu dalam proses penyelidikan untuk akhirnya mendaki penyelidikan.
“Faktanya, dalam proses investigasi dan investigasi, penyelidik membutuhkan waktu untuk mengumpulkan bukti untuk membuat kasus kriminal yang cerah,” katanya.
Di sisi lain, kepala toko roti, yang dianiaya karyawan, mengakui bahwa ia kebal terhadap hukum.
Dia bahkan memiliki hati untuk menghina pengorbanan sebagai orang miskin.
Lina menjamin bahwa jumlah itu tidak dibentengi hukum.
“Dalam hal ini, para pelaku tidak kebal terhadap hukum,” katanya.
“Buktinya adalah bahwa para pelaku telah mengklarifikasi sebagai pihak yang terdaftar,” ia mengikuti. Pelaku seharusnya melarikan diri
GSH diduga melarikan diri. Ini sesuai dengan dugaan keadaan penganiayaan yang sekarang meningkat dalam fase investigasi.
Berita itu dikirim oleh Presiden Prabu Subanto, Komisaris Utama Ari Sonta menanggapi sekelompok warga yang menarik perhatian pada masalah ini.
“Sekali lagi, dia dianiaya, melarikan diri,” tulis di jejaring sosial X, Minggu (15.12.2024), mengutip Wartakota.
Sebagai informasi, diklaim bahwa penganiayaan terjadi di wilayah Kungg, Jakarta East, pada virus media sosial.
Dia ditampilkan dalam video seorang pria dengan tubuh yang marah dan sangat marah.
Pria yang mengenakan celana pendek kemeja dan celana pendek melemparkan barang -barang pada korban seperti EDC di bangku cadangan.
Diketahui bahwa kecelakaan itu terjadi pada hari Kamis (17.10.2024) dan dilaporkan pada hari berikutnya.
Menurut kepala polisi metro di timur Jakarti ACP Lina Yoliana, itu dimulai ketika GSH meminta ayah saya untuk membawa makanan ke kamarnya sendiri.
Lina berkata, pada hari Minggu (15.12.2024): “(Namun) korban tidak menginginkannya karena itu bukan pekerjaannya.”
Ketika jawabannya ditemukan, GSH segera marah oleh korban.
Korban juga dianiaya.
“Selain itu, dia diberitahu bahwa dia marah dan mengambil satu kursi yang dilemparkan ke korban dan menabrak kepala dan bahu korban,” katanya.
Korban kecelakaan itu menderita luka yang robek, di atasnya.
Beberapa saksi diperiksa karena dugaan penganiayaan yang disaksikan oleh karyawan Bendahara. Permintaan hukum
Ya, seorang karyawan toko roti di wilayah Kong, Jakarta Timur menemukan penganiayaan terhadap seorang anak dari presidennya dengan surat -surat pertama GSH sejak Oktober 2024.
Dia mengatakan dia telah berulang kali menerima penganiayaan sampai dia akhirnya memutuskan untuk menyerahkan laporan polisi.
Menurut ya, GSH memiliki kesempatan untuk mengutuknya dan mengatakan bahwa tindakannya tidak dapat ditarik ke penjara.
“Sebelum kejadian ini, saya melemparkan meja, tetapi ini bukan tentang saya dan saya diberitahu bahwa saya adalah seorang nenek dan orang miskin, karena itu menjatuhkan saya dan keluarga saya. Dia juga memiliki kesempatan untuk mengatakan,” Orang miskin, Anda tidak akan melakukannya.
Kemudian penganiayaan mencapai klimaksnya pada hari Kamis (17.10.2024).
Pada saat itu, para pelaku meminta korban untuk memberikan perintah makanan mereka.
Namun, permintaan itu ditolak karena berhasil.
Selain itu, permintaan itu tidak timbul dari tugasnya dan ada kesepakatan dengan saudari pelaku jika dia tidak ingin melakukan apa yang dikatakan GSH.
Bahkan, GSH juga memanggil ibunya, yang merupakan kepala korban untuk menolak ya.
Pada saat itu, Ny. GSH mendukung korban sebagai gantinya dan meminta untuk membawa makanan sendiri.
Namun, pada saat itu para pelaku pergi ke penganiayaan.
Korban dilemparkan menggunakan beberapa elemen, termasuk kursi untuk membocorkan kepala korban.
“Akhirnya, setelah dia menolaknya beberapa kali, dia marah dan melemparkannya menggunakan patung batu, kursi, meja, mesin perbankan beberapa kali, dan semua elemen yang diberikan pelaku menabrak tubuhku,” katanya.
“Setelah saya meletakkan di sana, ayah dari pelaku menarik saya pulang dan menyuruh saya kembali ke rumah, tetapi tas saya dan ponsel saya masih ada di dalam. Ketika saya ingin mengambil tas dan ponsel saya, saya terlempar lagi Dan kursi itu sering melarikan diri, dan saya keluar dan keluar.
Terlepas dari dirinya sendiri, dia juga mengatakan bahwa ada korban lain yang ditangani oleh karyawan dengan GSH.
Bahkan, beberapa orang memutuskan untuk berhenti bekerja.
Karena alasan ini, ia meminta polisi untuk dapat menyelesaikan kasus ini dengan cepat sehingga ada efek pencegah pada GSH dan tidak menyebabkan korban lain. (geosurvey.co.id/wartakota)