Laporan reporter geosurvey.co.id Endrapta Pramudhiaz
geosurvey.co.id, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengeluarkan teguran kepada Perusahaan Bus (PO) setelah beberapa kali terjadi kecelakaan bus di jalan tol pada libur Natal 2024.
PO diminta mengedepankan aspek keselamatan pada masa angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Dalam beberapa hari terakhir, terjadi kecelakaan yang melibatkan bus wisata, seperti di Tol Pandaan – Malang pada Senin (23/12/2024) serta di Tol Cipularang Km 80 dan Km 92 dini hari pada Kamis (26/12/2024). besok
Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani menegaskan, keamanan tidak bisa ditawar.
“Bus PO wajib melakukan uji kendaraan secara berkala,” ujarnya, dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (27/12/2024).
Oleh karena itu, kondisi kendaraan harus diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan, tandasnya.
Yani mengatakan, armada saja tidak cukup memiliki izin dan laik jalan.
PO bus juga harus memperhatikan jam kerja pengemudi dan menyediakan supir pembantu.
Sebab, berdasarkan hasil penelusuran Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sekitar 80 persen kecelakaan di angkutan umum disebabkan oleh kelelahan pengemudi.
Penyebab kecelakaan lainnya berasal dari perilaku pengemudi itu sendiri.
Contohnya seperti melebihi batas kecepatan, ceroboh saat berkendara, lalai memeriksa kondisi kendaraan, melanggar peraturan lalu lintas dan lain-lain.
Sesuai amanat UU LLAJ Nomor 22 Tahun 2009, pengemudi kendaraan bermotor umum wajib istirahat setelah berkendara selama empat jam berturut-turut.
“Pengendara tidak boleh mengemudi jika lelah atau mengantuk karena bisa berbahaya,” kata Yani.
Ia juga mengimbau kepada pihak pengelola objek wisata untuk mengatur tempat peristirahatan yang layak bagi para pengemudi.
Selain itu, bagi kendaraan angkutan barang, ia mengimbau pengemudi untuk memeriksa rem sebelum melakukan perjalanan dan memperhatikan tata cara berkendara, terutama di jalan menurun. Kecelakaan di Tol Cipularang
Seperti diketahui, terjadi kecelakaan pada Kamis (26/12/2024) dengan bus wisata PO Qonita yang membawa rombongan haji di Tol Cipularang Km 80, diduga akibat pengemudi bus yang mengantuk. .
Berdasarkan keterangan petugas di lapangan, kecelakaan bus wisata PO Qonita diduga disebabkan oleh sopir bus yang sedang tertidur.
Hal ini menyebabkan pengemudi bus gagal mengantisipasi kendaraan di depannya dan menyebabkan tabrakan dari belakang.
Peristiwa ini terjadi di KM 80+000 arah Jakarta pada pukul 01.35 WIB. Korban luka dan meninggal dunia dievakuasi ke RS Abdul Radjak Purwakarta.
Selain kecelakaan bus PO Qonita yang menabrak dump truck pengangkut kerikil, di jalan tol yang sama juga terjadi kecelakaan dini hari di KM 92+400 arah Jakarta pukul 02.50 WIB.
Kecelakaan ini melibatkan kendaraan bus komuter dan kendaraan yang belum teridentifikasi karena kendaraan tersebut sudah tidak ada lagi di lokasi kejadian atau melarikan diri.
Satu korban terluka dalam kecelakaan ini.
Jasamarga Metropolitan Motorway (JMT) melalui Kantor Perwakilan 3 bersama Operator Tol Jasamarga (JMTO) dan polisi tiba di lokasi kejadian dan mengevakuasi kendaraan serta korban luka dan meninggal dunia.
Agni Mayvinna, Senior Chief Representation Office 3 Jasamarga Metropolitan Expressway Regional Division, mengatakan seluruh kendaraan dan penumpang telah dievakuasi.
“Lalu lintas kemungkinan akan kembali normal. Kejadian kedua mengakibatkan evakuasi selesai pada pukul 04.10 WIB,” ujarnya pagi tadi.
Untuk kecelakaan bus Qonita yang pertama. Jasa Marga menyerahkan tindak lanjut kedua kecelakaan tersebut kepada polisi. Kecelakaan di Tol Pandaan Malang
Tabrakan maut antara bus dan truk di Tol Pandaan, Malang, Jawa Timur, menyebabkan empat orang tewas pada Senin (23/12/2024).
Identitas keempat korban adalah Untung Subagyo (sopir bus), Ahmad Bahrur Rozi (sopir bus), Tri Subangkit Muliana (guru Kampung Inggris) dan Iyan Maryana (guru).
Sebanyak 40 siswi SMA IT Darul Quran Mulia Putri, Bogor, Jawa Barat, yang berangkat ke Kampung Inggris, Kediri selamat, meski sebagian besar mengalami luka-luka.
Kecelakaan maut tersebut diduga akibat kelalaian sopir truk berinisial SW (64) yang masih diproses.
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Kombes Pol Komarudin mengatakan, hasil pemeriksaan sementara menunjukkan truk mengalami kepanasan sehingga seharusnya berhenti di pinggir jalan.
SW sempat menghalangi roda kanan truk, namun tiba-tiba truk mundur.
Tidak ada pengemudi di dalam truk sehingga kecepatannya tidak terkendali.
“Pengemudi sempat mengunci roda kanan, namun saat ingin mengunci roda kiri, truk malah mundur tanpa pengemudi,” ujarnya, seperti dikutip TribunnewsBogor.com.
Truk tersebut terguling sejauh 700 hingga 800 meter dan bertabrakan dengan bus Tirto Agung.
Sebelum bertabrakan dengan bus, dua mobil berhasil menghindari truk yang melaju mundur.
Proses olah TKP sudah dilakukan dan keterangan sopir truk akan disesuaikan dengan CCTV.
“Kami mengetahui rem tangan pada posisi. Gigi netral. Itu yang akan kami selidiki lebih lanjut. Itu sudah kami tambahkan pada keterangan pengemudi yang sedang menjalani perawatan,” ujarnya.
Ia menambahkan, sopir bus yang tewas dalam kecelakaan tersebut tidak dapat melihat truknya karena kondisi jalan yang berkelok.
“Kalau dilihat dari bawah, jalur menanjak dan berkelok tidak terlihat dari depan kendaraan. Biasanya di jalan tol kebanyakan orang tidak menyangka ada kendaraan di jalan yang sama,” lanjutnya.