TRIBNJAKARTA.COM – BUMN pertambangan Indonesia, MIND ID, berkomitmen untuk tetap menjadi tulang punggung komoditas hilir mineral untuk mengurangi impor dan mendukung pemerintah dalam memperkuat sektor manufaktur nasional.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis MIND ID Delo Seno Vidagdo mengatakan MIND ID telah berhasil mengamankan beberapa proyek penting untuk mendukung hilirisasi sumber daya mineral.
DeLo meyakini hilirisasi akan menciptakan integrasi rantai nilai komoditas minerba, sehingga berdampak positif pada pengurangan impor dan penguatan industri dalam negeri.
“Untuk memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat akan mineral dan batubara, kami mempertahankan indeks akhir selama 5 tahun terakhir. “Tujuannya untuk mencapai swasembada mineral tanpa perlu mengimpor bahan baku atau produk setengah jadi. dari luar negeri,” kata Dilo pada Selasa, 29 Oktober 2024. Dikatakan di Jakarta.
Misalnya, pasar Indonesia membutuhkan lebih dari 70 ton emas setiap tahunnya. Dulu, bahan baku pembuatan emas harus diekspor terlebih dahulu kemudian diimpor kembali dengan menggunakan harga pasar dunia.
Namun dengan beroperasinya smelter Freeport Indonesia milik MIND ID Group, Indonesia kini bisa memproduksi 50 hingga 60 ton emas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sebelum adanya smelter, Indonesia harus mengimpor emas untuk kebutuhan dalam negeri. “Tentunya masih ada gap dan ke depannya kami akan berusaha memperkecilnya,” imbuhnya.
Selain emas, MIND ID juga mulai memproduksi asam sulfat yang sangat dibutuhkan di sektor pertanian, khususnya untuk produksi pupuk. Produksi asam sulfat dalam negeri diharapkan dapat menutupi kebutuhan impor.
“Kebutuhan ini dulunya timbul dari impor. “Padahal asam sulfat sangat kita butuhkan untuk produksi pupuk dalam negeri,” tutupnya.
Tahun ini, MIND ID menandai tonggak penting dalam pergerakan hilirisasi bahan baku mineral dengan berhasil menyelesaikan dua proyek hilir besar.
Pertama adalah pembangunan kilang tembaga PT Freeport Indonesia di Manor, Gresik, Jawa Timur, smelter tembaga terbesar di dunia dengan nilai investasi sekitar Rp58 triliun.
Smelter tersebut memiliki kapasitas produksi 1,7 juta ton konsentrat per tahun dan mampu memproduksi 650.000 ton tembaga katoda, 50 ton emas, dan 210 ton perak.
Kedua, pembangunan Smelter Alumina Refinery (SGAR) Tahap 1 di Mempawa, Kalimantan Barat yang membutuhkan investasi sebesar Rp 16 triliun.
Fasilitas tersebut mampu menyerap 3,3 juta ton bijih bauksit dan menghasilkan 1 juta ton alumina sebagai bahan baku aluminium per tahun.
Ke depan, MIND ID berencana untuk terus berinvestasi di SGAR Tahap 2 yang akan memperkuat kapasitas produksi alumina dan membangun smelter untuk produksi aluminium.
Melalui berbagai inisiatif hilirisasi tersebut, kami berharap MIND ID dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat industri nasional, mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan daya saing produksi dalam negeri. Daya 5 gigawatt dan masuk dalam daftar Fortune 500 global
DeLo MindID telah menetapkan bahwa mereka membutuhkan listrik sebesar 5 gigawatt untuk menjalankan semua proyeknya selama lima tahun ke depan.
Di antaranya smelter, pengembangan industri hilir, pembangunan infrastruktur, serta dukungan penurunan emisi karbon melalui peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
“MIND ID memiliki proyeksi kebutuhan sebesar 5 gigawatt dalam 5 tahun ke depan,” kata DeLo.
Ia juga menyoroti ambisi MindID untuk menembus peringkat Fortune 500 global. Salah satu strateginya adalah menjadi pemimpin di industri baterai kendaraan listrik.
Dijelaskannya, kami telah membuat rencana jangka menengah dan panjang untuk menjadi perusahaan internasional dalam 5-10 tahun ke depan.
MediaMind 2024 merupakan kompetisi jurnalistik untuk komunitas media dan mahasiswa.
Mengusung tema ‘Shaping the Future’, MediaMind 2024 terdiri dari tiga kategori, yakni karya tulis (breaking news dan feature), video berita satu foto, dan media sosial. Menulis laporan untuk badan mahasiswa.
Laporan Muji Lestari | Sumber: Jakarta Tribune