geosurvey.co.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menghimbau kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan menyusui untuk tidak mengonsumsi latiao.
Latio merupakan makanan olahan asal Tiongkok berbahan dasar tepung terigu dengan ciri khas tekstur kenyal dan rasa pedas.
Uji laboratorium BPOM RI menemukan indikasi adanya kontaminasi bakteri Bacillus cereus.
Bakteri ini menghasilkan racun yang menurut laporan korban menimbulkan gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual dan muntah.
“Perhatian terhadap kelompok rentan ini juga perlu kita waspadai, terutama anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan orang lanjut usia, sebaiknya tidak atau menghindari konsumsi makanan olahan yang berasa pedas,” kata Taruna Ikrar, Kepala BPOM RI. konferensi pers di Jakarta, Sabtu (2/11/2024).
Taruna mengatakan BPOM sebelumnya menerima laporan kasus darurat keracunan makanan atau wabah KP di beberapa wilayah Indonesia seperti Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangsel, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau.
“Keracunan tersebut diduga disebabkan oleh produk pangan olahan impor bernama Latiao. Latiao terdaftar di Badan POM sebagai produk impor buatan China,” ujarnya.
Sebagai tindakan pencegahan dan melindungi kesehatan masyarakat, BPOM menerapkan pengamanan lokal selama semua produk latiao keluar dari peredaran; dan penghentian sementara pendaftaran dan impor produk Latioa sambil menunggu selesainya proses pemeriksaan dan pengujian.
BPOM menginstruksikan kepada seluruh penangan pangan untuk selalu memproduksi dan mendistribusikan pangan olahan, memenuhi standar keamanan pangan, menggunakan bahan baku yang aman dan menjamin keamanan produk bagi konsumen akhir.
Jika terbukti pengusaha melakukan pelanggaran, BPOM akan mengambil tindakan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.